BERITAISLAM.COM – Dalam agama islam, setiap muslim dan muslimah tentu berkesempatan menjadi seorang Penghafal Al Quran sehingga merugilah mereka yang tidak mau mengambil kesempatan tersebut. Di sisi lain menjadi seorang Penghafal Al Quran merupakan suatu nikmat hidayah dari Allah Subhanahu Wata’ala yang diberikan kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya sehingga sungguh beruntunglah orang-orang yang memiliki kemauan dan diberikan hidayah untuk menjadi seorang Penghafal Al-Quran.
Apakah menjadi seorang penghafal Al Quran harus sampai selesai 30 juz? Jawabannya adalah tergantung sudut pandang yang diambil. Kalau dari sudut pandang masyarakat secara umum untuk mendapatkan titel penghafal Al Quran tentu harus menghafal sampai selesai 30 juz entah hafalan tersebut lancar atau tidak sedangkan dari sudut pandang Allah sebaliknya, tidak harus sampai selesai 30 juz namun dari apa yang sudah dihafal mampu diamalkan dan menjadi pedoman kehidupannya.
Kenapa kemauan lebih dahulu daripada hidayah? Karena jika ada kemauan disitu pasti ada usaha, mustahil seseorang menjadi Penghafal Al Quran dari hidayah oleh Allah Subhanahu Wata’ala namun tidak memiliki kemauan. Sebaliknya, tidak sedikit pula mereka yang memiliki kemauan untuk menjadi Penghafal Al Quran namun tidak diberikan hidayah oleh Allah Subhanahu Wata’ala dengan berbagai aspek yang menjadi kendala seperti lingkungan/ pekerjaan/ usia atau lain sebagainya. Maka ada pilihan terbaik untuk mereka adalah mensupport dan mendukung kegiatan proses menghafal Al Quran di berbagai instansi pendidikan seperti pondok pesantren atau sejenisnya. Walaupun mereka secara langsung tidak menghafal Al Quran namun tetap mendapatkan pahala dari setiap pahala orang-orang yang menghafal Al Quran tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.
Bagi kamu yang belum memiliki kemauan, agar termotivasi dan bersemangat berikut ini 3 kerugian yang kamu dapat jika tidak menjadi seorang Penghafal Al Quran :
1. Tidak Mendapat Keistimewaan Menjadi Keluarga Allah
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sungguh Allah memiliki keluarga yang terdiri dari manusia.”
“Ya Rasulullah, siapakah mereka?” Tanya seorang sahabat.
Rasul menjawab, “Mereka ialah Ahlul Quran (orang yang membaca, menghafalkan, dan mengamalkan al-Quran). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa bagi Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 215)
Kalau saja seseorang menjadi keluarga dari kalangan orang kaya atau keluarga dari pejabat atau bahkan keluarga presiden, tentu saja dapat dipastikan bahwasanya orang tersebut mendapatkan segala fasilitas yang berkecukupan dan mewah dalam kehidupannya serta mendapat kemudahan dalam setiap urusannya dikarenakan akses dari keluarga yang dimilikinya. Contoh nyatanya adalah bagaimana ada seseorang yang mampu menjadi calon wakil presiden dikarenakan ayahnya adalah seorang presiden yang sedang menjabat dan memiliki paman yang mampu mengubah peraturan yang sebelumnya menjadi kendala dalam prosesnya menjadi calon wakil presiden.
Jika menjadi keluarga orang penting saja begitu istimewanya apalagi menjadi keluarga Allah pemilik segala sesuatu yang ada dalam alam semesta ini. Dalam dunia sementara ini Allah memiliki keluarga di dalamnya, Yakni para Ahlul Quran/Ahli Al Quran. Kenapa dalam hadist tersebut menggunakan konteks Ahlul Quran? Karena kriteria seorang Ahlul Quran adalah membaca, menghafal lalu mengamalkan sedangkan tidak sedikit seseorang yang menjadi Penghafal Quran namun tidak mampu mengamalkan apa yang telah dihafalnya.
2. Tidak Mendapat Pahala Unlimited
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi No. 6469)
Dalam konteks hadist di atas sudah jelas disampaikan bahwasanya pahala yang kita dapat dari membaca Al Quran bukanlah dari tiap per katanya dari tapi dari tiap per hurufnya. Apakah kamu sudah tahu berapa pahala yang kamu dapat saat membaca surat Al-Fatihah?
Dikutip dari https://rumaysho.com/34855-mengenal-seluk-beluk-surah-al-fatihah-faedah-dari-imam-ibnu-katsir.html dalam surat Al-fatihah terdapat 113 huruf sehingga kamu mendapatkan 113 pahala kemudian dilipatgandakan 10 kali menjadi 1.130 pahala. Tentu banyak bukan !! Mustahil kita membaca Al-Fatihah hanya sekali dalam sehari, dengan atau tanpa sadar dalam sehari kita telah membaca 17 kali surat Al-Fatihah dalam 5 waktu sholat. Mari kita hitung berapa pahalanya, 1.130 dikali 17 hasilnya 19.210 pahala. Dengan catatan bacaan surat yang kita baca saat sholat masih belum dihitung.
Yang harus kamu ketahui dalam menghafal Al Quran tentunya tidak bisa dengan hanya sekali membaca, dari pengalaman pribadi saya untuk menghafal satu ayat saja dalam Al Quran membutuhkan setidaknya 20 kali dibaca. Lantas berapa banyak pahalanya? Silakan hitung sendiri ya. Belum lagi agar hafalan tersebut tidak hilang tentunya harus dimurojaah/diulang, semakin bertambah lagi pahalanya. Sehingga ketika menjadi seorang Penghafal Al Quran insyallah mendapat pahala yang tak terhingga/unlimited dari setiap hafalan dan murojaahnya.
3. Tidak Mendapat Kemuliaan pada Hari Kiamat
Dari Buraidah Al-Aslami, ia berkata, Rasulullah bersabda :
“Siapa yang membaca al-Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari al-Quran’.” (HR. Al-Hakim No. 2132)
Pada hari kiamat kelak setelah manusia dibangkitkan dari kubur mereka lalu dikumpulkan semua generasi dari zaman nabi adam hingga manusia terakhir tanpa mengenakan sehelai benang pakaian pun, masing-masing akan sibuk memperhitungkan amalan dan dosa mereka hingga keringatnya mengucur dengan deras. Suasana menegangkan seperti itu, kemudian satu per satu para penghafal Al Quran yang mempelajari dan mengamalkan apa yang mereka hafal dipakaian mahkota yang sangat bersinar. Orang tuanya pun turut dipakaian mahkota sebagaimana yang dipakaikan kepada anaknya sehingga mereka bingung kenapa dikenakan seperti itu saking terkejut dan bahagianya. Sudah terbayang bagaimana situasi tersebut?
Sama halnya jika di dunia yang sementara ini ada orang-orang lulus wisuda dikumpulkan pada suatu tempat lalu memakai pakaian yang disebut toga atau jubah wisuda sebagai bentuk kehormatan dan kebanggaan. Lalu dipanggil satu per satu untuk diberikan penghargaan atas kelulusan mereka, selesai acara mereka foto bersama lalu memajangnya di dinding rumah dan diupload sosial media mereka. Bagaimana perasaan mereka? Jelas mereka sangat bahagia. Padahal segala sesuatu yang di dunia ini bersifat sementara termasuk gelar wisuda mereka. Apalagi yang sifatnya abadi selamanya.
Demikian 3 kerugian yang kamu dapat jika tidak menjadi seorang penghafal Al Quran, dari sekian banyak kerugian lainnya yang belum ditulis dalam artikel ini. Tentu akan sangat merugi jika seorang muslim/muslimah masih belum memiliki kemauan untuk menghafal Al Quran setelah mengetahui banyak keistimewaan yang akan mereka dapatkan di dunia dan akhirat. Untuk mulai menghafal Al Quran kamu bisa mulai sekarang. Kalau bahasa gaul yang trend sekarang, Yang bener aja rugi donk !!
Semoga apa yang ditulis dalam artikel ini dapat bermanfaat dan menggugah semangat para pembaca untuk menjadi Penghafal Al Quran. Barakallahufiikum.
