BERITAISLAM.COM – Sal Priadi menciptakan sebuah lagu yang membuat pendengarnya hanyut dalam setiap liriknya. Musisi asal Malang ini membuat metafora bunga matahari sebagai gambaran atas rasa kehilangan dan kerinduan yang mendalam. Lalu bagaimana jika lagu Gala Bunga Matahari berdasarkan perspektif Islam?
Seorang influencer sekaligus dai muda asal Bangkalan Madura, Lora Ismael Alkholilie, memberikan tafsiran yang berbeda pada lirik lagu Gala Bunga Matahari berdasarkan perspektif Islam. Ia mengaitkan setiap bait liriknya dengan pendapat ulama dan hadits Nabi Muhammad SAW. Berikut penafsiran lagu tersebut berdasarkan perspektif agama.
Bedah Lirik Gala Bunga Matahari Berdasarkan Perspektif Islam
Lagu Gala Bunga Matahari yang sedang trending ini, ternyata memiliki makna yang lebih luas jika ditafsirkan dalam sudut pandang Islam. Lagu tersebut diawali dengan lirik “Mungkinkah kau mampir hari ini?”. Mari kita bedah lagu Gala Bunga Matahari berdasarkan perspektif Islam.
Lora Ismael mengaitkannya dengan kisah sahabat Nabi yang ia dengar dari gurunya, bernama Habib Umar bin Hafidz. Kisah yang diambil dari hadits Nabi itu, sangat relevan dengan bait lirik pada lagu Gala Bunga Matahari.
1. Spoiler Kehidupan Surga
Pembahasan bait lirik pertama pada lagu Gala Bunga Matahari berdasarkan perspektif Islam adalah lirik “Mungkinkah kau mampir hari ini” yang dikaitkan dengan kisah Sayidina Ja’far yang menemui Rasulullah SAW. Pada saat itu Sayidina Ja’far bin Abi Thalib baru saja gugur di peperangan menghadapi pasukan Romawi, dua tangannya putus karena di hunus pedang. Sebagai seorang yang mati syahid, ruh nya dikawal menuju surga oleh ribuan malaikat.
Setelah sampai ke dalam surga dengan segala keindahannya ia merasa hampa, sebab Rasulullah SAW, sebagai orang yang paling dia cinta tidak ada didalamnya. Ia pun meminta malaikat untuk mengantarkannya kembali ke Madinah menemui sang Nabi.
Ketika itu Baginda Nabi sedang duduk bersama para sahabat dan tiba-tiba saja beliau mengangkat kepala lalu menjawab salam. Para sahabat dibuat keheranan dan bertanya-tanya. Kemudian Rasulullah berkata : “Baru saja Ja’far datang kesini. Ia di kawal oleh ribuan malaikat. Tangannya yang hilang karena terhunus sudah Allah gantikan dengan kedua sayap. Sehingga ia bisa terbang kemanapun yang ia mau.”
Berdasarkan penuturan Lora Ismael dalam postingannya, ia membenarkan bahwasanya seseorang yang telah meninggal dunia bisa saja mampir kembali ke dunia, jika didasari oleh hadits dalam kisah tersebut. Kemudian dikuatkan kembali oleh pendapat Sayyidina Ibnu Abbas yang menafsirkan surat Az-Zumar ayat 42 :
“Sesungguhnya, ruh-ruh orang hidup dan orang yang meninggal dunia akan bertemu di alam mimpi, kemudian Allah menahan ruh orang yang sudah meninggal, dan mengembalikan ruh makhluk yang masih hidup kedalam tubuhnya.” (QS. Az-Zumar: 42)
Mengenai fenomena tersebut, Ibnu Qayyim juga ikut berkomentar dalam kitabnya, Arruh. “Dalil-dalil dalam masalah tersebut, sudah banyak sekali. Kenyataan dan fakta adalah bukti terkuat (bahwa itu bisa terjadi).
2. Ada Sungai Susu di Surga
Lirik Gala Bunga Matahari selanjutnya yaitu “Adakah sungai-sungai dilintasi air susu?”. Ibnul Qayyim Al-Jauzi menjelaskan dalam kitabnya yang berjudul Hadil Arwah ila Bidadil Arfah, yang khusus membahas surga beserta apa yang ada didalamnya sesuai yang disabdakan Nabi. Termasuk diantaranya sungai-sungai yang terbagi kedalam empat jenis, yaitu sungai air, sungai khamr, sungai Madura, dan sungai susu.
3. Di Surga Tidak Ada Sakit dan Kembali Muda
Lirik berikutnya adalah “Juga badanmu tak sakit-sakit lagi? Kau dan orang disana jadi muda lagi?”. Bait lirik ini dimaknai bahwa setelah manusia meninggalkan dunia tidak akan lagi merasakan kepedihan seperti yang dia rasakan sebelumnya. Selain itu manusia juga akan kembali muda, ketika berada didalam surga, karena ia hidup kekal dan abadi disana.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam berkata, bahwa kelak di surga akan ada sebuah pengumuman. “Wahai penduduk surga, kalian disini akan sehat dan tak pernah sakit. Kalian juga akan hidup selamanya. Kalian akan kembali muda dan tak pernah tua. Kalian pun akan nyaman, tak akan lagi merasakan kelelahan.”
4. Dia Suka Bercanda
Bait lirik Gala Bunga Matahari berdasarkan perspektif Islam yang ditafsirkan lainnya yaitu “Benarkah orang bilang, dia memang suka bercanda?”. Lirik tersebut menggambarkan sosok yang ada di dalam surga sana memiliki sifat suka bercanda.
Lora Ismael menafsirkan “dia” dalam lirik Gala Bunga Matahari berdasarkan perspektif Islam adalah sosok Rasulullah. Menurut Sayidina Anas, pelayan Nabi sekaligus periwayat hadits ini menuturkan bahwasanya sang Nabi terakhir memiliki sifat ramah dan suka bercanda. Sebagaimana dalam kisah berikut.
Ada seorang budak yang buruk rupa bernama Zahir. Ia merupakan sahabat yang di senangi Rasulullah. Suatu hari, ketika ia sedang berjualan di pasar tiba-tiba ada seseorang yang menutupi kedua matanya dengan tangan. Setelah ia menoleh, ternyata Nabi yang melakukan hal tersebut. Seketika Nabi berkata pada orang-orang yang ada di pasar.
“Siapa yang akan membeli budak ini.” Kata Rasulullah sambil memeluk Zahir.
Zahir menimpali, “Siapa yang mau membeli budak yang buruk rupa sepertiku wahai Rasulullah.”
Kemudian Nabi menjawab, “Akan tetapi di sisi Allah, hargamu begitu mahal Zahir.”
Terlihat bahwa sifat kasih sayang Baginda Nabi tidak memandang kasta dan rupa, ia pun merupakan seorang yang senang bercanda.
5. Cara Mengobati Rindu Mendalam pada Seseorang yang Sudah Tiada
Lirik Gala Bunga Matahari berdasarkan perspektif Islam berikutnya adalah “Kangennya masih ada di setiap waktu”. Lirik yang menggambarkan rasa rindu seseorang yang telah kehilangan sosok yang dicinta.
Kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita memang sulit diobati. Kita akan merasakan sakit karena rindu yang berkepanjangan.
Satu-satunya hal yang bisa menguatkan hati untuk menghadapi kenyataan adalah meyakinkan diri, bahwasanya mereka yang sudah meninggal dunia itu sudah mendapatkan kebahagiaan yang lebih indah dari kebahagiaannya selama di dunia. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Abdullah Al-Haddad, pengarang bacaan dzikir Ratib Al-Haddad.
“Kematian bagi seorang mukmin yang baik adalah sebuah hadiah. Karena ia merayakan pertemuannya dengan Allah Shubhanahu Wata’ala. Mereka juga mendapatkan nikmat-nikmat abadi dan tak mengenal lagi kegundahan.”
Tafsir lagu Gala Bunga Matahari berdasarkan Perspektif Islam sangat relevan dengan kisah-kisah yang diceritakan dalam hadits maupun Al-Qur’an. Seperti kisah sayyidina Ja’far yang mampir kembali ke dunia demi menemui Rasulullah, kemudian sungai-sungai yang ada di surga, yang seringkali muncul dalam ayat Al-Quran, dan lain sebagainya.
Demikian tafsir lagu viral, Gala Bunga Matahari berdasarkan perspektif Islam dari Sal Priadi, yang dimaknai dengan sudut pandang Islam oleh Lora Ismael Alkholilie. Semoga dengan di bedahnya lagu Gala Bunga Matahari Berdasarkan perspektif Islam dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita, serta membuka sudut pandang yang berbeda terhadap lagu yang sedang di gandrungi oleh penikmat musik seluruh Indonesia.
Baca Juga : 5 Hikmah Ujian dalam Islam yang Dapat Dijadikan Renungan