Beritaislam.com – Amal dan iman adalah kunci kebahagiaan diri, coba saja kamu bertanya pada orang-orang disekelilingmu tentang cita-cita mereka hidup di dunia ini tentu jawaban mereka sama “Kami mau bahagia”. Bahagia merupakan keinginan dan juga cita-cita semua orang. Orang beriman ingin bahagia begitu juga orang kafir pun ingin bahagia.
Seorang pencuri pun dia ingin bahagia. Melalui kerjaan menjual diri, seorang pelacur pun ingin bahagia. semua orang ingin pasti bahagia, kebanyakan manusia tidak tahu cara untuk meraihnya dan harus memulai dari mana? Simak penjelasan dibawah ini!
Ciri Kebahagiaan
Imam Ibnul Al Qayyim berkata bahwa ciri kebahagiaan itu ada 3 hal. 3 hal tersebut adalah bersyukur ketika mendapatkan nikmat, bersabar ketika mendapatkan cobaan , dan bertaubat ketika melakukan kesalahan. Beliau mengucapkan : Sesungguhnya 3 hal ini adalah ciri kebahagiaan seorang hamba dan ciri keberuntungan didunia dan akhirat. Seorang hamba sama sekal tifak pernah bisa terlepas dari 3 hal tersebut.:
Syukur Ketika Mendapatkan Nikmat
Seorang manusia cenderung berada dalam nikmat-nikmat Allah. Meskipun begitu, ternyata hanya orang mukmin lahh yang menyadari adanya nikmat-nikmat tersebut dan merasa bahagia karenanya. Karena hanya merekalah yang mensyukuri nikmat, mengakui adanya nikmat dan memuji zat yang memberikannya. Syukur dibangun di atas 5 konsep utama:
- Ketaatan orang yang besyukur terhadap yang memberi nikmat.
- Rasa cinta terhadap terhadap yang memberi nikmat.
- Mengakui adanya nikmat yang diberikan.
- Menyanjung orang yang memberi nikmat karena nikmat yang dia kasihkan.
- Tidak menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal maksiat atau tidak disukai yang memberi nikmat.
Siapa saja yang menjalankan lima konsep utama diatas akan merasakan nikmat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Demikian pula, kalau konsep utama diatas tidak dilakukan dengan sempurna maka akan menyebabkan kesusahan selamanya.
2. Sabar Ketika Menghadapi Cobaan
Dalam hidup ini ada nikmat yang haru disyukuri, juga ada berbagai ujian dari Allah untuk meningkatkan derajat kita dan kita wajib bersabar disetiap ujiaanya, kita harus yakin bahwa semuanya akan indah pada waktunya. Ada tiga rukun sabar yang harus dipenuhi supaya kita menjadi orang yang betul-betul sabar.
1. Menahan hati untuk tidak merasa marah pada ketentuan Allah Swt.
2. Menahan mulut untuk tidak mengadu kepada makhluk.
3. Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal-hal yang menyakiti diri sendiri dan sebagainya.
Demikian tiga rukun kesabaran, kalau kita mampu melakukannya dengan benar maka cobaan akan berubah menjadi sebuah kenikmatan.
3. Bertaubat Ketika Melakukan Kesalahan
Kalau Allah menghendaki seorang hamba untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat, maka Allah Swt akan memberikan taufiq kepada dirinya untuk bertaubat, merendahkan diri dihadapannya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai kebaikan yang mampu dilakukan. Oleh sebab itu, ada seorang ulama salaf berucap:
“Ada seorang yang berbuat maksiat tetapi malah menjadi sebab orang tersebut masuk surga. Ada juga orang yang berbuat kebaikan namun menjadi sebab masuk neraka. “Banyak orang bertanya kepada beliau, bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi? lantas beliau menjelaskan: “Ada seorang yang berbuat maksiat, lalu dosa tersebut selalu terbayang dalam benaknya. Dia selalu menangis, menyesal dan malu kepada Allah SWT. Hatinya selalu sedih sebab memikirkan dosa-dosa tersebut.
Dosa seperti inilah yang mneyebabkan seseorang mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan. Dosa seperti itu lebih bermanfaat dari berbagai bentuk ketaatan, karena dosa tersebut menimbulkan berbagai hal yang menjadi karena kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba. Demikian pula ada juga yang berbuat kebaikan, akan tetapi kebaikan ini selalu dia sebut-sebut dihadapan Allah Swt. Orang tersebut akhirnya menjadi sombong dan mengagumi dirinya sendiri disebabkan kebaikan yang dia lakukan. Orang tersebut selalu mengatakan saya sudah berbuat begini dan begitu.
Ternyata kebaikan yang dia kerjakan menjadi sebab timbulnya ujub atau sombong, membanggakan diri sendiri dan merendahkan orang lain. Hal inilah yang menjadi sebab kesusahan seorang hamba. Kalau Allah masih menginginkan kebaikan pada orang tersebut, maka Allah akan memberikan cobaan kepada orang tersebut, untuk menghilangkan sifat sombong yang ada pada dirinya. Demikian pula, kalau Allah tidak menghendaki kebaikan pada orang tersebut, maka Allah biarkan orang tersebut terus-menerus pada kesombongan. Kalau ini terjadi, maka kehancuran sudah berada di ujung mata.
Al Hasan Al-Bashri berucap: “Carilah kematian dan kebahagiaan dalam tiga hal, dalam shalat, berdzikir dan membaca Al Qur’an, kalau kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, kalau tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu”.
Malik bin Dinar berucap: “Tidak ada kelezatan selezat mengingat Allah Swt”.
Ada ulama salaf yang berucap, “Pada malam hari orang-orang gemar shalat malam itu merasakan kelezatan yang lebih daripada kelezatan yang dirasakan oleh orang yang bergelimang dalam hal yang sia-sia. Jika saja bukan karena adanya waktu malam tentu aku tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini.”
Ulama salaf berucap: “Aku berusaha memaksa diriku untuk untuk bisa sholat malam selama setahun lamanya dan aku bisa melihat usahaku ini yaitu mudah bagun malam selama 20 tahun lamanya.”
Ulama salaf yang lain berucap,: “Sejak 40 tahun lamanya aku merasakan tidak ada yang mengganggu perasaanku melainkan berakhirnya waktu malam dengan terbitnya fajar”.
Ibrahim binn Adham berucap : “Jika saja para Raja dan para Pangeran mengetahui bagaimana kebahagiaan dan kenikmatan tentu mereka akan berusaha mengambilnya dari kami dengan memukuli kami dengan pedang. “ Ada Ulama salaf lain berucap, “Pada suatu waktu pernah terlintas dalam hatiku, sesungguhnya jika penghuni surga semisal yang kurasakan saat ini tentu mereka dalam kehidupan yang menyenangkan”.
Imam Ibnu Qoyyim berkisah bahwa “Syaikhul islam Ibnu Taimiyah mengatakan: “Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga. Siapa saja belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga diakhirat kelak.