BERITAISLAM.COM – Rajab menjadi bulan menanam kebaikan dalam menyambut bulan Ramadhan yang diberkahi. Rutin membaca surat al-ikhlas pada bulan Rajab menjadi salah satu amalan yang bisa diterapkan sembari menunggu tibanya Ramadhan.
Tidak ada amalan pasti dalam bulan Rajab, hanya karena bulan ini menyimpan banyak keutamaan penting yang Allah beri dengan mudah. Bulan Rajab menjadi momentum bersejarah islam dalam banyak hal.
Artikel di bawah akan mengulas kisah mengenai keutamaan bulan Rajab serta rutin membaca surat al-ikhlas pada bulan Rajab. Sebelum usai bulan Rajab, yuk terapkan pembiasaan baik ini.
Ada Apa Dengan Bulan Rajab?
Rajab merupakan bulan ketujuh dalam penanggalan hijriyah. Bulan ini menjadi salah satu bulan yang mulia bersama tiga bulan lainnya yaitu Ramadhan, Muharram, dan Dzulhijjah.
Pada bulan ini manusia berlomba-lomba memperbanyak amal kebaikan, sehingga ketika bulan Ramadhan tiba seseorang itu telah terbiasa melakukan banyak amal kebaikan. Yang kelak kebiasaan ini bisa terus diterapkan pada bulan selanjutnya.
Bulan Rajab memiliki banyak keutamaan. Salah satunya, bulan ini menjadi sejarah tercatatnya fenomena langka Isra’ Mi’raj, yang dari sini terbentuklah perintah salat lima waktu. Arah kiblat juga turut dipindah dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.
Tak hanya dikenal sebagai bulan pengampunan, bulan Rajab menjadi bulan penuh rahmat dan kemuliaan. Yang mana bulan ini menjadi momen untuk meningkatkan kualitas ibadah dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Sebenarnya tidak ada amalan khusus dalam bulan Rajab, seseorang hanya dianjurkan untuk memperbanyak amalan. Sebagai bulan pengampunan, manusia dianjurkan untuk memperbanyak istighfar.
Ibarat bulan Rajab sebagai hujan yang jatuh di tanah yang gersang. Ia mampu memberikan kesuburan pada tanaman yang layu. Di tengah kesibukan yang padat, amalan bulan Rajab ini menuntun manusia pada jalan yang benar.
Rajab menjadi bulan refleksi. Tak hanya spiritual saja yang dilatih, namun juga menjadikan manusia sebagai seseorang yang kreatif dan inovatif. Yang dengan ini juga melatih untuk tetap berpegang teguh di tengah gempuran globalisasi.
Seseorang yang beramal pada bulan Rajab akan dilipatgandakan pahalanya. Sudah tak sepatutnya manusia beralasan untuk menunda bahkan malas mengerjakan ibadah di bulan Rajab.
Rutin Membaca Surat Al-Ikhlas Pada Bulan Rajab
Kisah teladan seorang wanita yang rutin membaca surat al-ikhlas pada bulan rajab. Wanita ini bukanlah seorang pemuka agama atau tokoh masyarakat. Seorang wanita sederhana yang begitu besar kecintaannya kepada Allah.
Dikisahkan bahwa wanita ini gemar membaca surat al-ikhlas pada bulan Rajab sebanyak dua belas ribu kali setiap harinya. Seakan surat ini menjadi penghubung antara jiwa seseorang dengan penciptanya.
Tak hanya lisannya yang tergerak, hatinya turut tenggelam dalam makna setiap kalimatnya. Surat al-ikhlas ini memang menyimpan makna yang begitu mendalam, keesaan Allah yang tidak bisa diduplikat dengan kecerdasan manusia.
Pada setiap kedatangan bulan Rajab, wanita ini selalu mengenakan pakaian wol sebagai simbol kerendahan hati. Meski banyak yang menentang bahwa pakaian kasar ini begitu tidak nyaman dan panas kala dikenakan.
Hingga pada suatu hari wanita ini jatuh sakit, mengetahui ajalnya semakin dekat, dia menitip wasiat kepada sang anak agar ketika meninggal kelak dia dikuburkan dengan wol kasar yang biasa digunakannya untuk beribadah.
Ketika ibunya wafat, sang anak tak tega mengkafani ibunya dengan kain kasar yang sudah tak layak itu. Ia berpikir ibunya layak mendapat yang lebih baik dari ini, sehingga digantikan dengan kain kafan putih yang bersih nan megah.
Ibunya menegur melalui mimpi karena sang anak tidak memenuhi wasiat ibunya. Seketika anak itu terbangun dengan rasa bersalah yang mendalam. Ia kemudian mengambil pakaian wol legendaris milik ibunya dan berlari ke makam.
Sesampainya di makam, ia bersegera membuka kubur ibunya, namun tak ditemukan jasad ibunya di sana. Gema suara langit seakan menyampaikan kabar bahwa barangsiapa yang taat kepada Allah di bulan Rajab, maka tidak akan dibiarkannya sendiri dan terlantar.
Kisah ini diabadikan oleh Imam Al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub sebagai pengingat untuk senantiasa menghidupkan bulan Rajab. Allah tidak akan membiarkan seseorang dalam keterasingan dan kesendirian.
Sekilas kisah ini secara tak langsung mengajak kita untuk menghidupkan bulan Rajab sebagai waktu refleksi dan pengabdian. Dampak keikhlasan dalam beribadah tidak hanya mendapat ketenangan di dunia, namun juga jaminan untuk akhirat.
Mengetahui hal ini, mulai bangun semangat dalam beribadah di bulan Rajab. Pada setiap doa yang dipanjatkan, ibadah yang dilaksanakan, serta setiap langkah yang ditempuh demi meraih cahaya kebaikan dan ridha Allah.
Demikian kisah membaca surat al-ikhlas pada bulan Rajab secara rutin. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita untuk tergerak menghidupkan bulan Rajab melalui serangkaian ibadah.