BERITAISLAM.COM – Ada seorang sahabat yang berteriak menyesal saat sakaratul maut, karena menyesal sebab masih banyak amal yang belum dia lakukan dan masih sedikitnya amal yang dilakukan. Kisah ini menjadi teladan yang bisa kita jadikan menjalani hidup sehari-hari. Lalu bagaimana kisah Syaban itu? Simak ulasan berikut ini!
Siapakah Syaban
Syaban adalah salah satu sahabat Nabi yang selalu rajin salat Subuh berjamaah bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Posisinya yang selalu ada di bagian paling kanan shaf paling depan dan selalu dilihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam ketika salam.
Ia selalu memilih posisi paling kanan itu, karena ia tidak ingin menganggau atau menghalangi orang lain yang akan menunaikan salat. Kebiasaan in sudah ia lakukan sejak lama dan sudah dipahami oleh semua orang termasuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam.
Kisah Syaban: Sahabat Nabi yang Menyesal Saat Sakaratul Maut
Setelah mengetahui tentang kisah Syaban yang rajin menunaikan jamaah Subuh dengan posisi shaf yang selalu berada di bagian paling kanan atau pojok kanan. Kini kita akan mengetahui lebih lanjut tentang kisah Syaban yang terkenal dengan teriakannya saat sakaratul maut.
Kisah Syaban bermula dari ketidakhadirannya di jamaah Subuh yang diimami oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam merasa heran karena tidak mendapati Syaban yang biasa ada di posisi pojok kanan seperti biasanya.
Rasul pun kemudian bertanya pada jamaah kemanakah Syaban, kenapa tidak ada di posisi yang biasanya selalu Rasul lihat. Salat Subuh pun ditunda sejenak untuk menunggu Syaban yang barangkali belum datang atau sedang dalam perjalanan. Namun, tak ada seorang pun yang tahu tentang Syaban dan setelah ditunggu pun Syaban tak kunjung datang.
Khawatir salat Subuh tertunda dan semakin siang, akhirnya salat Subuh pun segera ditunaikan. Hingga akhir salat Syaban juga tak kunjung datang. Selesai jamaah Subuh, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam kembali bertanya tentang keberadaan Syaban, tapi tak ada satupun orang yang menjawab. Rasul pun bertanya lagi “Apa ada yang mengetahui dimana rumah Syaban?” Seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia tahu persis dimana rumah Syaban.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap sahabatnya tersebut, meminta diantarkan ke rumah Syaban. Dalam perjalanan itulah Rasullullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam baru tahu ternyata jarak rumah Syaban dengan masjid tempat ia jamaah Subuh sangat jauh.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan sahabat-sahabatnya baru sampai pada rumah Syaban menjelang Zuhur. Betapa jauh jarak rumah Syaban dengan masjid dimana ia jamaah Subuh.
Sesampainya di depan rumah Syaban, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam mengetuk pintu dan bertanya “Benarkah ini rumah Syaban?” pada perempuan yang membukakan pintu rumah Syaban. Ternyata perempuan itu adalah istri Syaban dan jawaban berikutnya menjadi kabar yang mengejutkan Rasul dan sahabat lainnya. “Ya benar, ini rumah Syaban. Saya istrinya.” jawab wanita tersebut. “Bolehkah kami menemui Syaban RA yang tidak hadir salat Subuh di masjid pagi ini?” ucap Rasul. Linangan air mata pun tampak dari wajah istri Syaban “Beliau telah meninggal tadi pagi.” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan sahabat-sahabat lainnya pun menjawab “Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun.”
Setelah mengabarkan bahwa Syaban meninggal dunia, istri Syaban pun melanjutkan ceritanya. “Ya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kamu semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya.” “Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasul.
Istri Syaban pun kemudian menjelaskan bahwa teriakan suaminya adalah “Di masing-masing teriakannya, dia berucap kalimat “Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang baru, aduh kenapa tidak semua,”” jawab istri Syaban. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam kemudian melantunkan surat Qaf yang artinya “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.”
Penjelasan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam ini menjadi penjelasan untuk kisah Syaban di akhir hidupnya. Teriakan Syaban ini adalah kondisi yang akan dialami setiap manusia yang sakaratul maut dan memiliki pandangan khusus terhadap akhirat dan ganjaran yang akan diterimanya.
Inilah maksud teriakan yang ada dalam kisah Syaban menjelang kematiannya. Semoga kamu yang masih hidup bisa maksimal dalam menjalankan ibadah dan memaksimalkan amal salih yang bisa dilakukan.
Baca Juga: Ini Dia 3 Penyakit Umat Islam Saat Ini