BERITAISLAM.COM – Abu Munzir atau yang dikenal dengan nama Ubay bin Ka’ab bin Qais adalah sahabat nabi yang memutuskan untuk memeluk islam. Ubay termasuk kaum Anshar dari suku Khazraj.
Ketika sebagian orang belum bisa menulis, Ubay telah mempelajari kepenulisan. Tak hanya berperan penting dalam kepenulisan Al-Qur’an, Ubay bin Ka’ab juga berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Berikut singkat perjalanan hidup Ubay bin Ka’ab.
Mengenal Sosok Ubay bin Ka’ab
Ubay bin Ka’ab adalah sosok dengan ciri fisik rambut dan jenggot berwarna putih, namun ia tak sekalipun mengubah warna rambutnya dengan inai atau pewarna lainnya. Ia bersyahadat pada baiat Aqabah kedua, yang kemudian dipersaudarakan dengan Said bin Zaid.
Sebelum masuknya islam di Madinah, Ubay bin Ka’ab sering menghabiskan waktunya untuk menyendiri dan merenung. Menjauh dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.
Meski besar dalam lingkup Yahudi, Ubay tidak pernah puas akan pemahaman yang dipelajarinya dari ajaran Yahudi. Ia merasa masih ada yang menjanggal di balik semua penjelasan mengenai keindahan dan kebesaran ciptaan-Nya.
Rasa penasaran yang tinggi membawanya pada hidayah Allah untuk menerima ajaran islam. Kala itu Ubay mencari penjelasan ajaran islam pada Sa’ad bin ar-Rabi’. Sa’ad memberi penjelasan yang membuatnya masuk islam dengan kesadaran penuh.
Ubay bin Ka’ab memiliki peran penting dalam kehidupan dakwah Rasulullah. Ia sangat dekat dengan Rasulullah hingga telah menerima 164 hadis langsung dari beliau.
Ubay memiliki kemampuan lebih dalam memahami Al-Qur’an. Ia dikenal sebagai sayyid Al-Qurra, yang menjadi pemimpin bagi para pembaca Al-Qur’an. Juga termasuk salah satu orang yang direkomendasikan untuk belajar Al-Qur’an dari mereka.
Ubay bin Ka’ab tidak pernah berhenti berguru pada Rasulullah. Pemahamannya yang baik dalam menerima nasihat dari Rasulullah menjadikan Rasulullah mempercayainya dalam menggantikan posisi imam ketika Rasulullah keluar dari Madinah.
Selain pemahaman ilmu yang baik, Ubay juga memiliki kekuatan memori yang amat baik dalam menjaga hafalan ayat Al-Qur’an. Hal ini didukung dengan akhlak budi pekerti yang baik dalam kehidupan.
Pada zaman Rasulullah, Ubay termasuk bagian dari kelompok sahabat yang bekerjasama dalam mengumpulkan ayat Al-Qur’an, yang juga terlibat dalam proses penulisan Al-Qur’an. Hidupnya didedikasi penuh untuk Al-Qur’an.
Ubay bin Ka’ab tekun dalam menulis ayat Al-Qur’an di berbagai tempat. Ia selalu mengabadikan ayat suci itu di atas pelepah daun, batu-batu, dan beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengabadikannya.
Ubay tidak hanya penulis ayat-ayat Allah, namun juga teladan bagi umat islam dalam mencari ilmu dan mengabdi pada agama Allah. Ia memanfaatkan pengetahuan yang luas untuk mencari kebenaran kehidupan ini.
Gaya Hidup Ubay bin Ka’ab
Ubay bin Ka’ab hidup dalam kesederhanaan. Meski dengan pengetahuan yang luas, Ubay memilih untuk tetap hidup dalam kesederhanaan. Melalui contoh kesederhanaan hidup dalam ketakwaan menjadikannya sahabat yang paling diingat dalam sejarah muslim.
Sebagai sahabat yang dekat dengan Rasulullah, Ubay andil dalam peristiwa penting bersama Rasulullah. Turut andil dalam ekspedisi militer yang dipimpin Rasulullah untuk mempertahankan agama dan melawan musuh.
Ubay dianggap sebagai sahabat yang bijaksana bagi komunitas muslim. Kehadirannya memberikan dampak yang besar dalam pembentukan kebijakan dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi umat muslim kala itu.
Dalam konteks sosial, Ubay bin Ka’ab turut memperjuangkan keadilan masyarakat dengan membantu orang miskin. Beliau terkenal akan kemurahan sikapnya terhadap sesama.
Dedikasi dan pelayanannya terhadap islam mencerminkan pentingnya kasih sayang, keadilan, dan empati kepada sesama. Ubay mengambil peran tak hanya dalam agama islam, namun juga kehidupan sosial dan politik umat islam.
Dalam berbicara, Ubay menggunakan nada bicara yang tenang dan pelan tapi jelas. Ia memikirkan perasaan orang lain sebelum mengutarakan pendapatnya. Yang dengan ini meminimalisir menyakiti orang lain.
Ubay bin Ka’ab wafat di Madinah pada Jum’at tahun 30 H, pada masa pemerintahan Utsman bin Affan. Hingga kini Ubay bin Ka’ab menjadi teladan bagi umat muslim dalam memuliakan Al-Qur’an.
Demikian kisah inspiratif Ubay bin Ka’ab, sahabat nabi yang membantu dalam pengumpulan dan penulisan Al-Qur’an. Wallahu a’lam bisshowab.