Salah satu diantara bentuk kelalaian manusia ketika seseorang berhasil tenggelam dalam urusan dunia. Kesibukkan dunia berhasil menyita pikiran kita pada fokus yang membuat lalai akan kehidupan di akhirat kelak.
Sejak bangun tidur bahkan hingga tidur lagi pikiran kita fokus akan mengejar dunia. Memperbarui target pencapaian kehidupan dunia namun lupa menyiapkan target ibadah.
Bagaimana ciri-ciri orang yang mulai tenggelam dalam urusan dunia? Di bawah akan kita kupas tuntas ciri-ciri serta bahaya yang didapat dari orang yang menyibukkan diri pada urusan dunia saja.
Penyandang Gelar Budak Harta
Sebutan ini kerap digunakan bagi para pengejar dunia. Bukan karena mereka menyembah harta, namun karena harta yang memperbudak mereka. Membutakan segala amal ibadah sehingga yang terlihat hanya urusan dunia yang harus dikerjakan.
Budak harta adalah orang yang hatinya telah dikuasai oleh harta. Mereka punya ambisi yang kuat dalam mengumpulkan harta, bagaimana ia bisa mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya.
Apabila mendapat musibah bisa hingga murtad. Kecintaannya pada dunia amatlah besar, hal ini menjadi sarana penghantar pada kekufuran. Ketika seseorang telah tenggelam dalam urusan dunia, sulit baginya untuk sadar dan kembali ke permukaan.
Orang-orang yang keimanannya tipis, ketika diberi nikmat ia akan bersyukur. Jika diberi sedikit ujian ia akan meninggalkan agama demi mencapai target dunia.
Cari Tahu Bahaya Tenggelam Dalam Urusan Dunia!
Tipu daya dunia yang menjadikan manusia tak pernah puas akan kenikmatan di dalamnya. Seperti ketika ngemil. Sekali kita makan pasti akan keterusan dan tak pernah puas. Begitulah dunia menipu manusia.
Akhir dari dunia ini adalah kebinasaan, dan kenikmatan di dalamnya adalah kumpulan dari penyesalan. Seseorang yang berlomba dalam urusan dunia, bagai membawa dirinya pada kerusakan dunia dan agama.
Surga bukanlah khayalan dan dongeng orang tua jaman dulu. Pun dengan neraka bukanlah mitos atau sekadar cerita orang tua jaman dulu. Kedua kehidupan kekal ini kelak akan kita saksikan bersama.
Bahaya tenggelam dalam urusan dunia yang pertama, hilangnya rasa syukur karena ketidakpuasan dalam memperoleh dunia. Seseorang yang terlalu mengejar dunia tidak akan pernah puas dalam memperoleh dunia.
Setelah satu target terlaksana, ia akan menaikkan pada standar yang lebih tinggi. Ketika gagal dalam target lain ia akan sibuk menyalahkan sekitarnya, termasuk menyalahkan Tuhan yang telah menentukan takdirnya.
Hendaknya manusia memiliki pola pikir yang baik, bahwa tak semua hal harus dimiliki. Banyak kejutan yang tidak dapat kita duga karena keterbatasan kemampuan berpikir manusia. Allah lebih tahu takdir indah yang terbaik atas setiap hamba-Nya.
Bahaya lain dari sibuknya urusan dunia yaitu kurangnya bersosialisasi. Seseorang akan menjadi individualis, sibuk dengan urusan diri sendiri, hingga hilang rasa empati terhadap lingkungan.
Orang yang sibuk dunia cenderung punya standar hidup yang tinggi, akan muncul sifat boros dan konsumtif. Dalam pikirannya penuh dengan mencari uang dan memenuhi standar kehidupan yang terus diperbarui.
Bahaya yang terakhir adalah lupa akan hakikat dan pembalasan di akhirat. Ada surga dan neraka yang menjadi akhir dalam penentuan hidup manusia.
Seseorang yang dunianya disibukkan untuk beribadah ia akan mendapat balasan surga. Pun jika hidupnya disibukkan dengan urusan dunia hingga melupakan tujuan akhirat, ia akan mendapat balasan di neraka kelak.
Selama berkehidupan di dunia, manusia dianjurkan menggunakan seluruh kenikmatan dan fasilitas dunia ini untuk mengumpulkan amalan. Sehingga bermanfaat untuk dirinya di akhirat kelak.
Islam menekankan pentingnya bersosialisasi. Dengan menjalin kehidupan sosial, membantu orang lain, berbuat baik pada keluarga dan masyarakat, pikiran kita akan lebih terbuka untuk tidak memiliki ambisi yang lebih dalam mengajar dunia.
Perbanyak muhasabah, lakukan refleksi secara rutin untuk mengevaluasi apakah kehidupan kita sudah seimbang atau masih condong dalam urusan akhirat. Sehingga dengan ini kita bisa selalu mengontrol hati pada kesibukan akhirat.
Kehidupan di dunia ini fana. Segala kenikmatan di dalamnya hanya sementara. Rugilah mereka yang menjalani hidup sekadar untuk memenuhi kebutuhan di dunia.
Demikian sekilas ciri-ciri dan bahaya bagi seseorang yang mulai tenggelam dalam urusan dunia. Cegah selagi masih ada waktu untuk terus memperbaiki diri. Semoga bermanfaat untuk kamu yang baca!