Menikah di Bulan Syawal biasanya dijadikan sebagai momentum para kaum muslimin dan muslimah yang jomblo menggelar pernikahannya, tentu bukan tak berdasar karena hal tersebut menjadi salah satu sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Tak heran, setelah idul fitri kita banyak menjumpai undangan-undangan pernikahan yang bertebaran baik secara langsung ataupun online. Ajang halal bi halal atau silaturahmi selepas idul fitri menjadi kesempatan mereka yang berniat menikah menyebar undangannya.
Menikah itu sendiri merupakan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dalam hadist riwayat Ibnu Majah yang artinya, “Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : Menikah adalah sunnahku, barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku, maka bukan termasuk golonganku”.
Berikut ini 2 keutamaan menikah di bulan syawal :
1. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha Menikah di Bulan Syawal
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menceritakan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku di bulan syawal dan membangun rumah tangga denganku pada bulan tersebut. Maka istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam manakah yang lebih beruntung di sisinya selain diriku. (Perawi) berkata, Aisyah Radhiyallahu ‘Anha dahulu suka menikahkan para wanita di bulan syawal.” (Hadist Riwayat Muslim)
2. Menegaskan Bahwa Bulan Syawal Bukanlah Bulan Kesialan
Pada zaman arab jahiliyyah dahulu, masyarakat pada waktu itu beranggapan bulan tersebut merupakan bulan yang sial sehingga banyak wanita pada zaman itu menolak dinikahi pada bulan tersebut.
Oleh karena itu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menegaskan kepada ummatnya dan masyarakat dengan menikah di bulan syawal dengan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha dan membuang jauh-jauh stigma negatif masyarakat yang mengaitkan dengan bulan kesialan.
Sebagaimana penjelasan Imam An-Nawawi mengenai hadist dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, beliau mengatakan,”Maksud Aisyah pada perkataannya untuk membantahkan kondisi orang-orang jahiliyyah serta takhayul yang sebagian dari mereka yakini mengenai menikah, menikahkan, dan memulai rumah tangga pada bulan syawal, yang mana hal-hal tersebut adalah sisa-sisa pengaruh jahiliyyah. Mereka bertathayyur atau beranggapan buruk dengannya karena dalam penamaan syawal mengandung makna peninggian, pengangkatan dan pemindahan. Sehingga mereka meyakini bahwa siapa saja yang memulai rumah tangga pada bulan syawal, terangkatlah cinta diantara mereka, tidak ada kasih sayang dan tidak ada cinta. Atau mereka meyakini tidak adanya cinta di pernikahan pada bulan-bulan haji serta pada dua hari raya. Maka Aisyah Radhiyallahu ‘Anha ingin membantah semua itu.”
Baca Juga : Ini Dia 7 Amalan di Bulan Syawal yang Bisa Kamu Lakukan
