BERITAISLAM.COM – Ada 3 cara mengendalikan emosi menurut Islam yang bisa kamu lakukan untuk mencegah diri dari perbuatan yang buruk saat marah menguasai. Islam memang punya aturan yang jelas untuk penganutnya lebih berhati-hati dalam bersikap, apalagi mengontrol emosi yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Lantas, bagaimana 3 cara mengendalikan emosi menurut Islam? Yuk kita ulas!
Meminta Perlindungan Allah dari Setan yang Terkutuk
Cara mengendalikan emosi menurut Islam yang pertama adalah meminta perlindungan Allah dari setan yang terkutuk. Emosi bisa datang dengan banyak sebab dan biasanya setan bermain peran dalam emosimu yang semula biasa saja, tapi labat lan bisa semakin meninggi.
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata tentang dua orang yang saling mencaci di hadapan Nabi ketika beliau sedang berkumpul. ““Saya tahu satu kata yang jika dia mengucapkannya, kemarahannya akan hilang: A’udzu billahi minasy syaithanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk)” Kami pun (para sahabat) berkata, “Apakah kamu mendengar yang dikatakan Nabi?” Maka ia menjawab, “Saya bukan orang gila.”” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dalam Alquran Allah pun menjelaskan bahwa sebaik-baik manusia yang sedang marah adalah memberi maaf pada orang yang menjadikan dirinya marah.
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ
“(Kenikmatan itu juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, dan apabila marah, mereka segera memberi maaf.” (Q.S. Asy Syura: 37)
Dalam dalil di atas Allah menjelaskan bahwa cara mengendalikan emosi menurut Islam adalah apabila mereka marah kepada seseorang karena perkataan atau perbuatannya, mereka segera memaafkan orang tersebut. Hal ini juga yang bia ksamu lakukan tunuk meminta perlindungan dari Allah agar mudah memaafkan dan tidak menjadikan marah sebagia sumber dendam berkepanjangan.
Dalam sebuah hadis pun dijelaskan bahwa ada seseorang yang dikena di zaman Nabi dengan sifat buruknya yang mudah marah. “Seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, “berilah aku nasihat.” Kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Janganlah engkau marah.” Orang tersebut mengulangi permintaannya berkali-kali, kemudian nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “janganlah engkau marah.”” (H.R. Bukhari)
Mengubah Posisi Ketika Marah
Cara mengendalikan emosi menurut Islam yang kedua adalah mengubah posisi ketika marah. Mengubah posisi ketika marah memang bisa menjadi sumber ketenangan akibat emosi yang membara akibat posisi tubuh sebelumnya. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa
إذا غضبَ أحدُكم وَهوَ قائمٌ فليجلِسْ فإن ذَهبَ عنْهُ الغضبُ وإلَّا فليضطجِعْ
“Jika salah satu dari kalian marah dalam posisi berdiri, maka duduklah. Jika masih marah, maka berbaringlah.” (H.R. Ahmad dan Abu Daud)
Menurut hadis di atas Al Khathabi rahimahullah menjelaskan bahw arang yang ebrdiri lebih siap untuk bertindak agresif, sedangkan yang duduk lebih tenang, dan yang berbaring lebih sulit untuk bergerak. Hal ini menjadikan tidakan impulsif bisa terjadi jika seseorang tidak segera mengontrol diri dengan mengubah posisi duduknya.
Menjauh dari sumber kemarahan pun bisa kamu lakukan utnuk meredam emosi yang merajai tubuhmu. Hal ini juga sejalan dengan kisah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang pindah dari lembah yang didatangi setan saat beliau tertidur dan melewatkan salat Subuh.
Berwudu
Cara mengendalikan emosi menurut Islam yang ketiga adalah berwudu. Wudu bisa meredakan marahmu sebagaimana perumpamaan air yang bisa meredamkan api. Wudu ini juga bisa membantumu terhindari dari godaan setan untuk marah lebih hebat akibat hal-hal yang bisa terjadi kapan saja. Dari Athiyyah As Sa’di radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda “Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudu.”
Baca Juga: Mengecek Khodam, Bolehkah?