BERITAISLAM.COM – Mengucap syukur ternyata tak hanya dengan satu cara atau hanya dengan ucap “alhamdulillah”. Namun, ternyata mempunyai 3 macam syukur yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan.
Syukur dalam kehidupan sangat penting dilakukan, karena jika hidup ingin tenang maka harus rajin untuk bersyukur. Syukur sendiri merupakan ungkapan pujian kita terhadap Allah Swt. atas nikmat yang telah ia beri.
Tentu saja, nikmat yang ia beri tak dapat terhitung atau sangat banyak nan luas. Oleh karenanya, harus rajin-rajin bersyukur dalam setiap keadaan.
Syukur dalam setiap keadaan tak hanya ketika kita diberi kebahagiaan, namun juga ketika diberi musibah atau ujian pun harus tetap bersyukur. Syukur sangat luas maknanya, apabila kita bersyukur, hati dan pikiran kita akan merasakan tenang yang luar biasa.
Mempunyai 3 macam syukur yang dapat dijadikan praktek dalam kehidupan dapat menjadikan hidup kita menjadi lebih bermakna. Berikut 3 macam syukur yang harus diketahui umat muslim.
3 Macam Syukur
1.Syukur Lisan
3 macam syukur yang pertama adalah dengan lisan. Hal ini yang paling sering atau paling umum dilakukan oleh umat muslim.
Syukur lisan bisa menggunakan kata “alhamdulillah” untuk mengungkapkannya. Kemudian juga bisa dengan kata-kata lain yang menunjukkan pujian kepada Allah Swt.
Tak hanya mengeluarkan kata pujian, namun juga dengan kata-kata yang baik. Karena orang yang rajin atau selalu bersyukur, pasti akan secara otomatis akan menjaga lisannya dari yang kotor.
Orang yang terbiasa bersyukur, akan selalu berhati-hati dalam berucap. Kemudian, orang yang bersyukur juga tidak akan segan untuk meminta maaf terlebih dahulu, walaupun bukan kesalahannya.
Begitupun sebaliknya, jika dirinya yang salah, maka orang yang senantiasa bersyukur akan segera meminta maaf kepada orang lain dan tak tertinggal mengucap “astaghfirullahaladzim” atas diri yang melakukan kesalahan.
Mengapa demikian? Karena orang yang selalu mengutamakan sikap bersyukur, akan selalu memuji Allah Swt. dalam setiap keadaannya. Jadi, ia selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian baik maupun buruk.
Syukur lisan sangat penting apabila terbiasa diimplementasikan di kehidupan. Dalam syukur lisan inipun Allah Swt. telah berfirman dalam QS Adh Dhuha ayat 11, yang berbunyi:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Artinya: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan dengan bersyukur.” (QS. Adh-Dhuha: 11)
Syukur lisan selain mengatakan kata-kata pujian terhadap Allah Swt juga dapat dijadikan tahdist atau bercerita. Tahdist disini tentu saja menceritakan tentang nikmat yang telah Allah Swt. berikan.
Dalam hal ini, Ibnu Qayyim menjelaskan mengenai tahdist yang mempunyai dua makna. Berikut penjelasan dua makna tahdist dalam syukur lisan.
Pertama, yaitu dengan cara menceritakan nikmat yang Allah Swt. berikan. Contoh sederhana dari makna pertama ini adalah “Alhamdulillah, Allah Swt. telah memberikan saya kebahagiaan hari ini”.
Kedua, dengan berdakwah atau menyeru kepada sesama umat muslim tentang nikmat besar yang telah Allah Swt berikan. Tak hanya menyampaikan, namun bisa juga mengajarkannya kepada sesama.
2.Syukur Hati
Syukur hati merupakan urutan kedua dari 3 macam syukur. Syukur jenis ini memang sedikit susah untuk dipraktekkan. Karena syukur hati berbeda dengan syukur lisan yang bisa di ungkapkan melalui pembicaraan.
Jika lisan dapat dengan mudah mengucapkan kata-kata syukur, namun belum tentu dengan hati. Syukur hati tak bisa terdengar dan terlihat secara nyata, karena itu tersimpan pada lubuk hati masing-masing orang.
Kunci menemukan syukur dari hati adalah dengan mengelola perasaan. Dengan perasaan yang mudah untuk dikelola, maka akan muncul syukur dalam hati seseorang.
Syukur hati bisa dirasakan oleh seseorang, apabila orang tersebut ketika diberi nikmat Allah Swt. akan merasa lepas tanpa ada ganjalan di hati. Maksudnya adalah dengan perasaan yang bahagia, ikhlas, dan yang paling terpenting adalah rela untuk menanggapi setiap kejadian atau nikmat yang Allah Swt. berikan, entah itu berupa kebahagiaan ataupun kesedihan.
Orang yang telah menanamkan sikap syukur dalam kehidupannya, maka akan mudah untuk mengelola hatinya. Pengelolaan hati atau perasaan itu, yang membuat orang tersebut mudah hidup dengan bahagia dan bebas dari belenggu penyakit iri hati, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, ada sebuah hadist yang menjelaskan tentang syukur hati. Imam As’adi disini menjelaskan tentang syukur dengan hati, yaitu berbunyi:
والشكر:اعتراف القلب بمنة الله تعالى، والثناء على الله بها، وصرفها في طاعة الله تعالى، وصونها عن صرفها في المعصية
Artinya: “Syukur adalah hati yang mengakui segala karunia berasal dari Allah semata, lisan memuji-Nya, dan anggota badan yang lain menggunakan untuk ketaatan kepada Allah dan menjaganya agar terhindar dari berbuat maksiat.”
3.Syukur Perbuatan
Terakhir dalam 3 macam syukur adalah dengan perbuatan. Maksud syukur perbuatan disini adalah bentuk untuk merealisasikan sikap syukur, jenis ini yang paling tinggi tingkatannya dari syukur lisan dan hati.
Seseorang yang telah melakukan syukur perbuatan, maka sudah pasti ia melakukan syukur dengan lisan maupun hatinya. Syukur dengan perbuatan contohnya adalah dengan berbagi rezeki, ilmu pengetahuan, kegembiraan, dan lain sebagainya.
Orang yang telah ada pada tingkat syukur perbuatan, ia pasti juga ikhlas dan ridha dengan apa yang dilakukannya. Namun dengan hal itu bisa membuahkan rasa syukur yang amat banyak pada diri sendiri.
Selain dapat mendapatkan perasaan syukur, di sisi lainnya juga bisa mendapatkan pahala jariyah yang siap mengalir ke diri seorang yang telah melakukan syukur perbuatan. Begitu dahsyatnya orang yang telah melakukan syukur dengan perbuatan langsung,
Jenis syukur yang terakhir ini memang paling sulit dilakukan, karena harus mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, atau bisa juga yang lainnya. Hal ini berhubungan dengan salah satu ayat Al-Qur’an yaitu Allah berfirman:
يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا ۗوَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ
Artinya: “Para jin membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendaki-Nya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada diatas tungku). Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah) dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur.” (QS. Saba’: 13)
Dalam ayat diatas, Allah Swt. memerintahkan Nabi Daud untuk beramal atau bekerja sebagai bentuk rasa syukurnya. Menurut para ulama tafsir, syukur disini adalah syukur perbuatan yang telah menjadi gabungan ketiganya, yaitu dengan syukur lisan dan hati.
Menyempurnakan rasa syukur memanglah perkara yang sulit bagi seseorang. Namun, seseorang bisa berusaha untuk memaksimalkan rasa syukurnya kepada Allah Swt sebagai wujud terima kasih kepada nikmat yang telah diberikan Sang Pencipta.
Dari penjelasan diatas pada 3 macam syukur, yang diantaranya yaitu syukur lisan, hati, maupun perbuatan tidak menjadi masalah bagi seseorang untuk belajar bersyukur. Sekecil apapun rasa syukur kita terhadap Allah Swt., tentu saja Sang Pencipta akan menerimanya.
Rasa syukur akan ada, jika kita menerima dengan senang hati, ikhlas, dan ridha. Maksudnya adalah menerima dengan lapang dada, tanpa meninggalkan perasaan buruk sekecil apapun di dalam hati.
3 macam syukur tersebut akan berjalan dengan sendirinya sesuai kebiasaan yang biasa kita lakukan. Sebagai umat muslim, mari tanamkan dengan perlahan 3 macam syukur dalam kehidupan.
Demikian penjelasan mengenai 3 macam syukur yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan. Perlu diingat, bahwa rasa syukur terhadap nikmat Allah Swt. akan membawa kita tetap pada jalan-Nya, dan buah dari syukur adalah kebahagiaan yang mutlak.
Baca Juga: 5 Hikmah Ujian dalam Islam yang Dapat Dijadikan Renungan