Berita Islam.com – Bulan rabiul awal adalah bulan dimana nabi terakhir lahir dimuka bumi ini. Nabi yang memberikan perubahan kepada dunia telah lahir didunia. Bulan Rabiul Awal ini menjadi bulan istimewa yang memiliki keutamaan di dalamnya. Keutamaan bulan Rabiul Awal adalah berkaitan dengan peristiwa lahirnya Rasulullah SAW.
Merayakan maulid nabi Muhammad SAW, sudah menjadi tradisi umat islam di Indonesia. Tradisi merayakan maulid nabi sudah tidak bisa dipisahkan dengan ciri khas budaya Nusantara. Dengan merayakan maulid nabi Muhammad SAW dapat mengingatkan kita untuk selalu ingat kepada kanjeng nabi Muhammad SAW serta perjuangan-Nya dalam mempertahankan agama islam.
Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah 571 Masehi. Kelahiran nabi Muhammad SAW tersebut diwarnai dengan berbagai peristiwa yang cukup mencekam.
Di tahun ini maulid nabi Muhammad SAW jatuh pada hari Senin, 16 September 2024. Hari tersebut sesuai dengan keputusan dari Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), yang mana LF PBNU tersebut sudah memberikan keputusan bahwa 1 Rabiul Awal 1446 Hijriyah ini jatuh pada Kamis 5 September 2024 lalu. Dengan demikian maulid nabi masuk di hari Senin, 16 September 2024.
Dalam merayakan maulid nabi masyarakat Indonesia selalu excited, mereka mengadakan acara sholawat bersama dengan megah. Bahkan ada daerah yang melakukan tradisi unik bernama endog-endogan. Tradisi ini sudah melekat dalam diri masyarakat Indonesia, jadi sudah tidak asing lagi ketika memasuki bulan Rabiul Awal, pasti selalu banyak acara sholawatan di berbagai daerah.
Namun ada juga beberapa kelompok kecil masyarakat yang menolak untuk merayakan maulid nabi. Mereka menganggap perayaan maulid nabi ini sebagai bid’ah dan tidak layak dilakukan. Tetapi hal tersebut dipatahkan dengan ulama-ulama Ahlussunnah wal Jama’ah.
Masyarakat Indonesia dalam merayakan maulid nabi, tak hanya dilaksanakan pada 12 Rabiul Awal saja, namun bisa satu bulan penuh dalam merayakannya, bahkan bisa sampai bulan-bulan berikutnya.
Ada beberapa alasan dalam merayakan maulid nabi Muhammad SAW ini, yang dilansir dari NU Online. Pernyataan dari Sayyid Muhammad al-Maliki dalam kitab Syarh Maulid ad-Diba’i menjelaskan setidaknya ada lima alasan kenapa harus merayakan maulid nabi Muhammad SAW.
1. Sebagai Wujud Rasa Bahagia
Merayakan maulid nabi merupakan sebagai wujud rasa bahagia atas kehadiran Nabi Muhammad SAW di dunia ini. Kelahiran Nabi Muhammad membawa kebahagiaan khususnya umat muslim, yang membawa kemanfaatan di dunia dan akhirat. Pada zaman nabi dulu, ada paman nabi yang terkenal sebagai seorang yang sangat membenci dakwah nabi. Namun setiap hari senin, Abu Lahab diringankan siksaannya di neraka. Alasannya adalah ketika lahirnya nabi Muhammad SAW, Abu Lahab sangat gembira menyambut kedatangan sang keponakan. Abu Lahab bahkan sampai memerdekakan budaknya atas nama Tsuwaibah, karena saking gembiranya terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Terdapat hadits riwayat al-bukhari yang isinya tentang hal diatas “Urwah mengatakan, Tsuwaibah adalah budak perempuan milik Abu Lahab. (Ketika Nabi Muhammad lahir) Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah menyusui Nabi Muhammad (yang baru lahir). Maka, ketika Abu Lahab wafat, sebagian keluarganya bermimpi bertemu Abu Lahab. Sayangnya, Abu Lahab terlihat sangat memprihatinkan keadaannya. Keluarganya bertanya, “Apa yang telah terjadi denganmu?” Abu Lahab menjawab, “ Tidak ada kenikmatan bagiku setelah berpisah dengan kalian kecuali aku diberikan minum di tempat ini (alam akhirat) karena aku telah memerdekakan Tsuwaibah” (HR al-Bukhari).
2. Sebagai Wujud Rasa Syukur
Sejak kelahiran nabi Muhammad SAW, islam semakin memiliki pencerahan. Beliau membawa islam sampai ke penjuru dunia melalui sahabat-sahabat-Nya. Kita sebagai umat-Nya dianjurkan bersyukur terhadap kelahiran beliau. Meneladani sikap beliau yang mana setiap hari senin beliau sering berpuasa sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahirannya. Sejak kelahiran beliaulah kita sebagai umat muslim menemukan cahaya agama islam. Sehingga sangat dianjurkan kita selalu bersyukur karena lahir setelah beliau lahir didunia ini dan dalam keadaan muslim.
Hal tersebut dipertegas dengan adanya hadits riwayat Muslim yang diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari “Bahwa suatu ketika Rasulullah ditanya mengenai kebiasannya berpuasa di hari Senin. Rasulullah pun bersabda, “dihari Senin-lah aku dilahirkan dan di hari Senin-lah diturunkan (Al-Qur’an) kepadaku” (HR Muslim).
3. Sebagai Wujud Rasa Syukur.
Rasa terimakasih selalu kami ucapkan atas kehadiran Nabi Muhammad SAW. Allah telah memerintahkan kita untuk berbahagia dengan alasan rahmat dan pertolongan yang Allah berikan. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira (QS Yunus: 58).
Rahmat terbesar yang Allah berikan adalah atas kelahirannya Baginda Nabi Muhammad SAW. Mukjizat yang Allah berikan kepada nabi Muhammad SAW adalah berupa al-Qur’an. Al-Qur’an yang sekarang menjadi kitab yang wajib dibaca serta dipelajari isinya bagi umat muslim. Karena saking besarnya manfaat dan pahala membaca al-Qur’an disetiap harinya. Selain itu sholat fardhu yang sebelumnya terdapat banyak rakaat, sejak keberadaan nabi Muhammad SAW, sholat diringkas menjadi 5 waktu saja dengan jumlah rakaat 17 rakaat sehari semalam.
Begitu banyaknya keberkahan-keberkahan yang didapatkan setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sudah sepatutnya kita mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada junjungan kita nabi besar nabi Muhammad SAW. Ucapan terimakasih kepada Rasulullah SAW adalah dengan memperbanyak ucapkan shalawat, mengikuti perintahNya dan menjauhi larangan-Nya.
Maka merayakan maulid nabi Muhammad SAW merupakan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Rasulullah SAW. Dengan mengadakan majelis shalawat dapat membawa para jamaah untuk bersholawat bareng dapat memberikan pahala jariah bagi orang yang mengajaknya. Melalui sholawatlah segala bentuk keberkahan, keselamatan, dan kebahagiaan dapat kita terima dengan rasa yang penuh lapang dada.
4. Sebagai Wujud Rasa Kecintaan
Merayakan maulid nabi dapat diartikan sebagai bentuk rasa kecintaan kita terhadap Baginda Muhammad SAW. Dalam perayaan maulid nabi selalu diwarnai dengan pembacan sejarah kehidupan nabi. Pembacaan maulid diba’i yang berisi tentang kumpulan shalawat dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Pembacaan maulid diba’i berisi syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW, perjalanan hidup Rasulullah SAW, hadits, dan beberapa ayat al-Qur’an.
Membaca maulid diba’i kita akan mendapatkan syafaat nabi Muhammad SAW. Syafaat yang kita dapatkan dapat memberikan kebahagiaan di kehidupan kita. Dapat dikabulkannya doa-doa kita, dan masih banyak manfaat lainnya.
Selain itu, pembacaan shalawat juga menyimbolkan rasa kecintaan kita terhadap Baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan tercantum dalam firman Allah al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadaNya.”
5. Sebagai Wujud Rasa Kecintaan
Merayakan maulid nabi Muhammad SAW merupakan bid’ah hasanah (baik). Hal tersebut telah menjadi tradisi turun temurun oleh umat islam. Perayaan maulid nabi biasanya diiringi dengan ceramah agama, nasihat, dan shalawat. Kegiatan perayaan maulid nabi memberikan dampak yang positif terhadap umat muslim. Memberikan banyak manfaat yang didapatkan.
Para ulama memberikan dalil bid’ah hasanah mengambil dari nasihat Sahabat Abdullah bin Mas’ud yang menyatakan “Abdullah bin Mas’ud mengatakan: Perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang baik maka perkara tersebut baik disisi Allah, dan perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang buruk maka perkara tersebut buruk di sisi Allah (HR Ahmad).
Selain itu dalam Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid juga menegaskan hal tersebut, bahwasanya: “Perbuatan baik dan ibadah lainnya tanpa niat sama sekali hampir-hampir sulit dibayangkan. Kalaupun ya, maka ia tidak bernilai ibadah. Tidak ada pahala di dalamnya karena tidak ada amal tanpa niat. Sedangkan niat disini (peringatan maulid) tidak lain adalah ekspresi syukur kepada Allah SWT atas kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan yang mulia ini.”
Demikianlah alasan merayakan maulid nabi di bulan Rabiul Awal ini. Hukum merayakan maulid nabi adalah sunnah yang apabila dilakukan akan mendapatkan pahala namun apabila tidak dirayakan tidak akan berdosa. Kenapa bisa sunnah, karena tujuan dari merayakan maulid nabi adalah untuk meneladani Baginda Muhammad SAW serta bershalawat kepada-Nya.
Dan rasa syukur kita kepada Allah SWT karena telah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menuntun umat terhadap kehidupan di dunia dan akhirat. Maka dengan begitu perbanyaklah shalawat kepada Baginda Muhammad SAW, sebagai wujud rasa kecintaan kita kepada beliau. Semoga dengan bantuan shalawat ini dapat memberikan keselamatan hingga akhir zaman.
Baca Juga: 3 Cara Unik Makan Kurma Ala Rasulullah Saw