Beritaislam.com- Salahuddin Al-Ayyubi. Pahlawan Islam pembebas tanah Palestina (waktu itu Yerusalem) yang dengannya akhirnya Islam mampu kembali merebut tanah suci mereka. Salahuddin Al-Ayyubi mempunyai nama lengkap Salahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub, ia adalah seorang panglima perang dan pemimpin Muslim Kurdi yang lahir di Tikrit, Irak pada tahun 1138 Masehi.
Ia tumbuh besar dalam didikan militer dari pamannya, Asaduddin Syirkuh yang pada akhirnya membawa Salahuddin menjadi figur yang kuat, cerdas, dan bijaksana. Di masa mudanya, Salahuddin telah banyak terlibat pertempuran dalam menaklukan daerah kekuasaan musuh. Ia bersama pamannya berhasil menaklukkan Mesir, yang waktu itu berada di bawah kekuasaan dinasti Fatimiyah.
Figur Salahuddin Al-Ayyubi selain dikagumi oleh umat Islam sendiri, nyatanya dari pihak lain pun merasa terpukau atas kebaikan dari sikap Salahuddin. Pribadinya yang ramah, cerdas, toleran membuat banyak pihak menyukai gaya kepemimpinannya.
Sebut saja ketika peristiwa pengepungan Yerusalem, waktu itu Salahuddin memblokir kota tersebut agar warga Yerusalem menyerah. Akhirnya setelah warga Yerusalem kehabisan makanan, pemimpin mereka menyerahkan kekuasaan kepada Salahuddin. Peristiwa perebutan kembali Yerusalem ini menuai banyak pujian dari banyak pihak, bahkan dari pihak musuh sekalipun.
Penyerahan kembali kota suci tersebut kepada pangkuan Islam merupakan salah satu tonggak sejarah, dimana sebelumnya kerajaan Kristen justru menaklukkan kota ini dengan membantai semua warganya. Tentu sangat kontras dengan apa yang dilakukan oleh Salahuddin. Ia sadar bahwa tidak semua hal harus berakhir dengan kekerasan, termasuk dalam hal perebutan kembali kota suci Yerusalem.
Liku-liku kehidupan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi penuh dengan perjuangan dan peperangan. Peperangan yang dilaluinya begitu beragam, ada kalanya sebatas memadamkan pemberontakan dalam negeri yang dilakukan oleh gerakan pengacau keamanan dan makar, dan ada kalanya ia harus melawan pasukan Salib (Perang Salib) yang berusaha menguasai kekuasaan Islam dan merampas haknya dengan penuh kekejaman.
Semua peperangan itu berakhir dengan kemenangan di tangan Salahuddin Al-Ayyubi. Kota Islam yang dikuasai pasukan Salib yang berpusat di Baitul Maqdis (Yerusalem) berhasil dibebaskannya. Meskipun begitu, ia bukanlah tipikal jenderal yang tamak, haus kekayaan, dan haus darah. Hal ini terbukti sejak semula keberangkatannya ke Mesir. Ia bukan tipe orang yang ambisius.
Karakter mulia Salahuddin Al-Ayyubi adalah hasil dari kombinasi antara pendidikan agama yang baik, pengalaman hidup yang bermakna, keteladanan para pendahulu, serta doa dan usaha yang konsisten. Kisah hidup Salahuddin menjadi inspirasi nantinya bagi umat manusia, lebih khusus bagi muslim sedunia.
Jadi, apa sih rahasianya “kok bisa Salahuddin Al-Ayyubi se-cemerlang itu”, berikut ini 3 rahasia dari pengalaman hidup Salahuddin yang bisa kamu ambil sebagai pembelajaran.
Rahasia Salahuddin Al-Ayyubi
1. Pendidikan Agama yang Baik
Tak dapat dipungkiri, pendidikan Agama yang baik inilah yang mempunyai andil besar dalam membentuk kepribadian Salahuddin. Ketika kecil, ia hidup berdampingan dengan lingkungan yang menjunjung tinggi Agama Islam yang baik. Dari sinilah Salahuddin memperoleh pendidikan karakter berpribadi mulia, sikap adil, dan berani.
Tak lupa, Salahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, dan juga ilmu politik. Setelah itu, Salahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin Zanki.
2. Pengalaman Hidup
Sewaktu kecil Salahuddin selalu berteman dengan kondisi yang memaksanya untuk berjuang. Di usia yang muda, ia telah membersamai pamannya dalam perang menaklukkan dinasti Fatimiyah.
Sepeninggal pamannya, jabatan Perdana Menteri dipercayakan kepada Shalahuddin Al-Ayyubi. Pada posisi ini, Shalahuddin meraih keberhasilan saat menghadang Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan perang Salib kedua terhadap Mesir. Ia membangun dinasti Ayyubiyah, dan dialah Sultan pertamanya.
Pengalaman yang diperolehnya saat kecil itulah yang akhirnya membawa Salahuddin mampu mengambil keputusan yang bijak dan tepat.
3. Doa dan Usaha
Meskipun Salahuddin berstatus sebagai pemimpin waktu itu, namun hidup justru serba sederhana dan tak lupa ia membiasakan rakyatnya untuk senantiasa berdzikir. Panglima besar Islam tersebut berkeyakinan bahwa doa harus diselaraskan dengan usaha. Salahuddin menganggap perang sebagai senjata untuk melawan ketidakadilan, oleh karena itu ia akan berusaha mempertahankan keagungan Agama Islam semampunya.
Di masa kepemimpinannya, Salahuddin banyak membangun fasilitas keagamaan dan madrasah sebagai upaya pendorong semangat rakyatnya untuk belajar.
Itulah 3 rahasia yang bisa kamu jadikan sebagai pembelajaran hidup. Salahuddin tentulah seorang manusia biasa, yang tak lupa khilaf dan salah. Maka dengan kamu bisa meneladani kisah inspiratifnya, kamu bisa selangkah lebih baik menuju karakter yang lebih islami.
Baca juga: Simak 5 Tips Berikut Ini untuk Menghilangkan Kegalauanmu!