BERITAISLAM.COM- Omar Mukhtar Muhammad bin Farhat Al Manifi atau lebih dikenal dengan julukan sang singa padang pasir ini, dikenang sebagai pemimpin revolusi bersenjata dan kampanye gerilya melawan penjajah Italia sehingga ia ditangkap dan dihukum gantung di depan umum pada usianya yang ke 73 tahun.
Dalam artikel kali ini beritaislam.com akan membahas biografi singkat mengenai syaikh Omar Mukhtar dari awal kehidupannya hingga akhir hayatnya,
Awal Kehidupan
Omar Mukhtar dilahirkan di suku Minifa antara tahun 1856 dan 1862 (tahun pastinya tidak diketahui secara pasti) di desa Zawiyat Janzur, dekat kota pelabuhan timur Tobruk. Suku Minifa sendiri merupakan orang asli Amagzihi yang diarabkan dari wilayah Marmarica yang terletak di antara Libya dan Mesir.
Beliau telah menjadi yatim piatu sejak belia, kemudian beliau diadopsi oleh seorang syekh yang bernama Sharif Al Ghariani seorang ulama terkenal yang masih keluarga dekat Omar Mukhtar.
Sejak kecil Omar Mukhtar telah mendapatkan pendidikan agama islam, beliau bersekolah di madrasah untuk belajar ilmu pengetahuan umum dan belajar Al Quran.
Ketika beliau beranjak dewasa, beliau melanjutkan pendidikan sekaligus mengajar di universitas Al Jaghbub yang berhubungan dengan kelompok sufi senusy, sebuah kelompok militer dan keagamaan di Libya.
Setelah menempuh pendidikannya selama delapan tahun, beliau lulus sebagai imam dan bergabung dengan kelompok sufi sanusy dibawah kepimpinan Syaikh Muhammad Al Mahdi Al Senusy.
Setelah menamatkan pendidikannya beliau berniat kembali ke kampung halamannya untuk mengabdikan dirinya pada masyarakat, namun pada tahun 1897 dirinya dipanggil Syaikh Al Mahdi untuk menjadi ulama di timur kota Zawiyatul Qosor.
Omar juga diperintahkan untuk ke Sudan sebagai perwakilan kelompok Sanusy, ditengah perjalanan inilah beliau mendapat julukan sebagai “singa padang pasir”, dikarenakan sifatnya yang tegas, disiplin, dan pemberani.
Memimpin Perlawanan Terhadap Penjajah
Pada usianya yang ke-37 tahun, Omar dikirimkan ke daerah Chad Afrika Tengah untuk melawan kolonial Prancis. Bersama anggotanya beliau dan penduduk lokal melakukan perlawanan sengit terhadap Prancis.
Setelah wafatnya Syaikh Al Mahdi wafat pada tahun 1902, Omar Mukhtar kemudian ditunjuk sebagai pemimpin kelompok Sanusy berikutnya.
Pada tahun 1911, Italia mulai melancarkan invasinya ke Libya. Kemudian basis perlawanan dipindahkan dari Chad ke Libya, di bawah komando sang Diktator Benito Mussolini, Italia mulai melakukan penjajahan terhadap Libya atas nama “Reqouinsta”, yang artinya menaklukan kembali. Hal ini dimaksudkan karena wilayah Libya dulu sebelum ditaklukan merupakan daerah dari kekaisaran Romawi yang berada di Italia.
Omar, yang telah banyak memiliki pengalaman di medan pertempuran terutama padang pasir dapat menyulitkan pasukan Italia yang besar. Ditambah ia mendapat banyak bantuan suplai makanan dari warga sipil Libya yang mendukung penuh perlawanan gerilyanya melawan penjajah Italia.
Oleh karena itu, pasukan Italia mulai menargetkan warga sipil penyuplai makanan terhadap pasukan Libya, mereka juga melakukan segala cara yang licik untuk dapat menangkap pasukan Omar Mukhtar seperti, memblokade jalur perbatasan antara Libya dan juga Mesir, meracuni sumur-sumur, dan mendirikan kamp konsentrasi untuk mengintrogasi, menyiksa, dan membunuh rakyat Libya.
Walaupun mengalami banyak kesulitan dan kesusahan dalam melawan pasukan penjajah, Omar Mukhtar dan rakyat Libya tetap tidak menyerah dalam melakukan perlawanannya terhadap pasukan penjajah Italia. Perjuangannya dalam menghadapi pasukan penjajah pun terus berlangsung selama lebih dari satu dekade, walaupun akhirnya perlawanan terhadap Italia semakin menurun tiap tahunnya.
Akhir perjuangan dan Kematian Syaikh Omar Mukhtar
Berakhirnya perjuangan Omar Mukhtar adalah ketika beliau ditangkap oleh pasukan Italia pada 11 September 1931, tiga hari kemudian beliau diadili dan diputuskan mendapatkan hukuman gantung.
Ketika beliau mendengar kabar bahwa ia akan dihukum gantung, beliau bereaksi dengan membaca potongan ayat suci Al Quran yang artinya,“Sesungguhnya kami hanyalah milik Allah Swt dan kepada-Nya lah kami kembali”.
Kemudian pada tanggal 16 September 1931, beliau dihukum gantung di depan para pengikutnya di kamp konsentrasi Suluk, daerah selatan Benghazi, Libya. Kematian beliau menjadi akhir dari perjuangan Libya dalam melawan penjajahan Italia selama lebih dari satu dekade.
Perjuangan Omar dalam melawan penjajah ternyata menjadi motivasi tersendiri bagi rakyat maupun pemimpin Libya berikutnya, seperti Muammar Qaddafi yang berani melawan NATO karena terinspirasi oleh perjuangan Omar beserta para pengikutnya dalam melawan penjajahan.
Foto Omar sendiri juga diabadikan dalam mata uang 10 Dinar Libya hingga sekarang. Selain itu, kisah perjuangannya yang hebat dalam melawan penjajah Italia diabadikan sebagai sebuah film yang berjudul “Lion Of Desert” pada tahun 1980. Film itu sendiri menjadi film yang laris dan cukup populer pada saat itu.
Semoga dengan dibuatnya artikel ini dapat menambah wawasan kita serta pengetahuan kita terhadap tokoh perjuangan seperti Omar Mukhtar dalam melawan penjajah dan dapat mencontoh semangat perjuangannya, Barakallahufikum.