BERITAISLAM.COM – Kisah Ibnu Batutah menjadi penjelajah sudah sangat terkenal dalam sejarah. Ibnu Batutah menghabiskan waktu separuh hidupnya untuk menjelajahi luasnya wilayah dunia bagian timur. Bagaimana kisah Ibnu batutah dalam menjelajah dunia? Yuk, simak artikel di bawah ini untuk penjelasan lengkapnya!
Mengenal Ibnu Batutah
Ibnu Batutah atau Muhammad bin Batutah yang bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah Al-Lawati At-Tanji bin Batutah adalah seorang cendekiawan dari Maroko yang suka menjelajah pada abad pertengahan. Lahir sebagai putra keluarga Ulama Fiqih di Tanjah (Tangier), Maroko, pada 24 Februari 1304 (703 Hijriah).
Ibnu Batutah dikenal dengan kehebatannya menjadi seorang penjelajah pada abad pertengahan. Kisah Ibnu Batutah tentang kehebatannya dalam menjelajah dunia telah diakui oleh umat Islam dan juga bangsa Barat. Beliau telah berkelana ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia yang pada saat itu dikenal dengan Nusantara.
Kisah Ibnu Batutah dalam Menjelajah Dunia di Separuh Hidupnya
Saat Ibnu Batutah berumur belia sudah memulai perjalanannya dalam menjelajah. Pada bulan Juni tahun 1325, ketika berumur 21 tahun beliau meninggalkan kampung halamannya untuk berangkat haji. Setelah melaksanakan ibadah haji, beliau melanjutkan perjalanan sejauh 120.000 Km melalui jalur darat menuju Kairo Mesir dari Makkah ke pesisir Afrika Utara mengunjungi Irak, Persia dan wilayah-wilayah di sekitar Teluk Persia.
Pada tahun 1332-1346 Ibnu Batutah melanjutkan perjalanan ke Afrika Timur mengunjungi pantai Swahili. Kemudian berlayar ke India dan mengabdi selama beberapa tahun di istana Sultan Delhi, Muhammad bin Tughluq sebagai qadhi (hakim). Dari India, Ibnu Batutah melanjutkan perjalanannya ke Maladewa dan Sri Lanka, sebelum berlayar ke Sumatera di Nusantara (saat ini Indonesia).
Kisah Ibnu Batutah dalam menjelajah masih berlanjut, pada tahun 1346-1354 Ibnu Batutah melanjutkan perjalanannya ke Cina. Mengunjungi berbagai kota termasuk Hangzhou dan Quanzhou, dimana dalam catatannya beliau menggambarkan keindahan dan kemakmuran wilayah ini.
Setelah kembali dari Asia, Ibnu Batutah melakukan perjalanan ke Spanyol (Andalusia) dan ke wilayah Sahara di Afrika Barat, mengunjungi Mali yang makmur. Pada tahun 1355 beliau kembali ke Maroko dan menulis catatan perjalanannya dalam sebuah buku yang dikenal sebagai “Rihla” (perjalanan).
Perjalanan kisah Ibnu Batutah adalah salah satu perjalanan yang paling luas dalam sejarah pra-modern, dengan total jarak tempuh yang dilalui diperkirakan mencapai 120.000Km. Catatan perjalanannya tidak hanya memberikan informasi geografis, tetapi juga memberikan pandangan mendalam tentang kehidupan sosial, politik dan ekonomi di berbagai belahan dunia pada abad ke-14.
Baca Juga: Gua Tsur, Tempat Persembunyian Nabi dari Kejaran Kafir Quraisy