BERITAISLAM.COM – Takdir hidup yang sedang kita jalani saat ini membuat pikiran cenderung menghadirkan pikiran-pikiran yang negatif dibandingkan dengan pikiran yang positif. Berprasangka baik pun menjadi sulit jika pikiran sudah penuh dengan prasangka buruk pada Allah. Lalu, bagaimana caranya agar kamu tidak meninggalkan berprasangka baik pada Allah? Simak ulasannya berikut ini!
Landasan Berprasangka Baik pada Allah
Menjadi hamba yang mudah berprasangka baik pada Allah adalah hal yang seringkali sulit dilakukan. Ujian hidup dan kondisi sulit yang dihadapi bisa menjadi sumber buruknya pikiran atas ketentuan Allah yang terjadi saat ini.
Inilah mengapa penting untuk kaum muslimin memahami landasan berprasangka baik pada Allah dengan memahami dalil yang menjelaskan anjuran ini. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Allah akan sesuai dengan prasangka hamba-Nya.
يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
“Allah Ta’ala berfirman, “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku.”” (H.R. Bukhari No. 7405 dan Muslim No. 2675) Hadis itu menjelaskan bahwa seorang muslim harusnya mampu menjaga pikiran positifnya pada Allah, sebab Allah adalah Dzat yang sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Inilah mengapa sebagai seorang hamba kamu harus selalu optimis dengan segala ketentuan yang sedang, akan, bahkan telah Allah gariskan untukmu.
Menumbuhkan upaya untuk selalu berprasangka baik pada Allah pun harus dilatih setiap waktu. Hal ini harus selalu diupayakan untuk mencapai level hati dan jiwa yang otomatis berprasangka baik pada Allah, terlepas dari segala kondisi yang dihadapi dalam hidup.
Dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad pun dijelaskan bahwa Allah sesuai dengan persangkaan hambaNya, termasuk baik buruk yang akan disangkakannya pada Allah.
قال اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasannya Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda “Allah Ta’ala berfirman, “Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Jika ia bersangka baik kepadaku, maka (kebaikan) itu untuknya dan jika ia bersangka buruk, maka itu untuknya.”” (H.R. Ahmad dalam Musnad-nya No. 9076 dan Al Albani menyatakan sahih dalam Shahih Al Jami’, No. 4315)
Berprasangka baik pada Allah termasuk dalam amalan hati yang paling tinggi dan menjadi kewajiban bagi seseorang yang beriman pada Allah. Allah tidak akan mengecewakan hambaNya selama ia pandai bersyukur dan memaksimalkan upaya untuk berprasangka baik pada Allah.
Dalam Alquran pun Allah dengan jelas menerangkan tentang konsep kebaikan yang tidak akan disia-siakan oleh Allah atas semua amal baik yang dilakukan oleh seorang hamba. Ayat ke-115 surat Hud dijelaskan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.
وَٱصۡبِرۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Hud: 115)
Mengenal Sifat Allah untuk Menumbuhkan Prasangka Baik
Mengenal sifat Allah bisa dilakukan dengan menumbuhkan upaya berprasangka baik pada Allah. Upaya ini bisa menjadi penambah maksimalnya usahamu untuk menumbuhkan prasangka baik, sebab dengan mengenal Allah kamu menjadi semakin yakin dengan kekuasaan dan kehebatannya dalam menentukan jalan hidupmu.
Banyak nama Allah yang bisa kamu pahami untuk mengenal kemampuanNya dalam mengatur hidupmu. Inilah yang membuatmu bisa semakin pandai mensyukuri nikmat dan selalu berprasangka baik pada Allah atas takdir hidup yang kamu jalnai saat ini.
Salah satu penerapannya adalah dengan meyakini bahwa Allah adalah Dia yang Maha Menyembuhkan. Hal inilah yang seharusnya menjadikanmu selalu yakin apabila ditimpa kondisi sakit, sebab Allah memiliki sifat Asy Syifa (Maha Penyembuh). Sama seperti penjelasan tentang kekuasaan Allah atas kemampuanNya untuk menyembuhkan setiap hambaNya yang sakit.
وَإِذَا مَرِضۡتُ فَهُوَ يَشۡفِينِ
“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.” (Q.S. Asy Syuara: 80)
Ayat tersebut menjadi bentuk penjelasan Allah atas upaya berprasangka baik yang bisa kamu lakukan saat sakit, sesuai dengan apa yang Allah terangkan dalam ayat tersebut. Itulah sejumlah hal dan konsep yang bisa langsung kamu terapkan untuk memaksimalkan upaya berprasangka baik pada Allah.
Baca Juga: Apa Rahasia Rasulullah Bugar Sepanjang Hari? Ini Dia Jawabannya!