BERITAISLAM.COM – Mendekati akhir Ramadhan, umat muslim akan berlomba meraih malam lailatul qadar dengan i’tikaf. Jajaran masjid juga akan menyediakan fasilitas yang memadai demi mendukung keberlangsungan i’tikaf ini.
Memahami Makna I’tikaf
I’tikaf menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah. Dengan ini menjadi kesempatan bagi umat muslim untuk bertafakur, merenungi, serta berusaha memahami takdir yang telah ditetapkan Allah kepada setiap hamba-Nya.
I’tikaf identik dengan aktivitas beribadah di malam hari seperti shalat malam, membaca Al-Qur’an, maupun berdzikir. Biasanya amalan ini ramai dikerjakan ketika memasuki bulan Ramadhan hingga menjelang akhir Ramadhan.
Pada sepuluh malam hari terakhir yang dijanjikan, umat muslim akan mengisi malam-malam ganjil dengan memperbanyak ibadah di dalam masjid. Siang harinya menjadi waktu beristirahat sembari mengerjakan pekerjaannya.
Malam lailatul qadar seakan menjadi ajang perlombaan bagi umat muslim. Yang mana setiap muslim berlomba mengerjakan berbagai amalan dengan mengharap balasan langsung dari Allah.
Jajaran masjid pun andil mendukung berjalannya aktivitas ini dengan menyediakan suplai makanan, baik untuk berbuka, sahur, maupun cemilan selingan dalam mengisi malam beribadah umat muslim. Hal ini didasari agar umat muslim bersemangat dalam menghidupkan malam akhir Ramadhan.
Mengerjakan i’tikaf membutuhkan pengorbanan waktu. Yang mana waktu untuk bekerja atau sekadar kumpul dengan keluarga pun akan sedikit berkurang. Umat muslim akan difokuskan mengerjakan amalan sebanyak mungkin.
Dari segi emosional, i’tikaf berpengaruh positif terhadap kondisi emosi dan ketenangan manusia. Dalam kondisi ini umat islam lebih mampu mengendalikan amarahnya disertai dengan kesadaran dalam menerima apa yang menjadi ketetapan Allah.
Apabila seseorang tidak mampu mengerjakan karena kesibukannya dalam bekerja, maka bisa dilakukan semampunya. Selayaknya seseorang yang pagi harinya disibukkan dengan tuntutan kerja, hendaknya menyisihkan malamnya untuk berdiam diri di masjid.
Aktivitas ibadah ini sangat cocok bagi orang yang terlalu sibuk dengan pekerjaan dunianya. Sehingga ia memiliki waktu untuk berkonsentrasi penuh terhadap Allah, dan meninggalkan sejenak kerumitan hidup yang terkadang melalaikannya.
Manfaat dan Keutamaan I’tikaf
Dengan memperbanyak berdiam diri dan merenungi kehidupan, Allah akan mengampuni dosa-dosa umat muslim. Terlebih jika hari itu bertepatan dengan malam lailatul qadar, segala hajat akan Allah kabulkan langsung.
Dari amalan yang dikerjakan saat i’tikaf, Allah akan mendatangkan banyak kebaikan dari arah yang tidak dapat dikira. Termasuk salah satunya ketenangan dan ketentraman hati dalam menjalani setiap kisah perjalanan ini.
I’tikaf menjadi salah satu solusi menghidupkan kembali hati dengan selalu melaksanakan perintah Allah melalui ibadah. Dengan ini juga mampu memperbaiki kualitas ibadah seseorang.
Di samping mendekatkan diri pada Allah juga mempererat interaksi dan silaturahmi dengan masyarakat sekitar. Salah satu syarat i’tikaf yaitu dilakukan di dalam masjid dengan niat khusus.
Berdiam diri di masjid bisa dilakukan kapan saja bahkan ketika awal bulan Ramadhan. Pada malam-malam ini bisa diisi dengan shalat sunnah, dzikir, membaca Al-Qur’an, ataupun amalan lainnya.
I’tikaf mengajarkan kesederhanaan dan rasa pasrah. Dengan mendekat kepada Allah melalui renungan diri mampu mengurangi ketamakannya terhadap urusan duniawi.
Adapun hal-hal yang membatalkan i’tikaf salah satunya keluar dari masjid atau sekadar di serambi masjid. Aktivitas spiritual ini dilakukan sekurang-kurangnya selama tuma’ninah dalam shalat. Selain mengisi malam dengan membaca Al-Qur’an, amalan yang tak kalah penting adalah memperbanyak infaq dan sedekah.
Sedekah mampu membuat orang lain merasa bahagia. Namun tak hanya itu, pahala orang yang bersedekah juga akan terus mengalir. Sehingga simpan sebagian uang untuk disedekahkan.
Tradisi berdiam diri dalam masjid ini ternyata telah dicontohkan Rasulullah pada zamannya. Pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, Rasulullah rutin berdiam diri di dalam masjid. Beliau juga mengajak keluarga dan kerabat untuk mengisi malam dengan ibadah.
Tata cara yang dianjurkan Rasulullah dalam mengerjakan i’tikaf yaitu membaca niat yang kemudian berdiam diri di dalam masjid. Bagi perempuan diwajibkan mendapat izin dan didampingi dengan mahram.
Hendaknya seorang muslim mengerjakan ibadah yang mendatangkan pahala. Selama berlangsungnya i’tikaf umat muslim dianjurkan untuk memperhatikan adab seperti meninggalkan perdebatan atau tindakan yang tidak bermanfaat lainnya.
Mengetahui hal ini, yuk sama-sama menghidupkan malam lailatul qadar dengan mengerjakan ibadah yang mendatangkan pahala. Semoga artikel ini bermanfaat!