Pahala dan dosa sejatinya merupakan konsekuensi yang Allah berikan kepada hamba-hambaNya sebagai imbalan dari segala sesuatu yang dilakukan oleh mereka selama hidup di dunia dan sebagai penentu tempat tinggal abadi yang nantinya kelak mereka dapatkan.
Surga atau neraka yang menjadi tempat tinggal terakhir nan abadi bagi setiap insan yang pernah hidup di muka bumi, dari pahala dan dosa yang mereka kumpulkan semasa hidupnya. Sebuah tempat yang tak pernah terbayangkan oleh pikiran, terdengar oleh telinga, terlihat oleh mata dan terbesit di hati.
Meski Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyampaikan melalui lisan rasulNya Muhammad Shalallahu ‘Alahi Wasallam dalam ayat-ayat Al Quran, bagaimana keindahan-keindahan dan nikmat-nikmat surga yang akan didapatkan seseorang jika pahalanya lebih banyak dibanding dosa-dosanya. Begitupun sebaliknya, bagaimana siksa-siksa serta ancaman-ancaman yang akan didapatkan seseorang apabila dosa-dosanya lebih banyak dibanding pahalanya.
Hal tersebut masih merupakan cerita atau janji-janji yang tak nampak oleh 2 bola mata manusia yang masih hidup di dunia. Saat ini dunia seolah terlihat nyata dan akhirat hanya cerita, kelak dunia hanya cerita dan akhiratlah yang nyata.
Bagaimana mempercayai suatu hal yang tak nampak oleh kedua bola mata manusia? Disitulah iman bekerja, percaya terhadap pahala dan dosa yang tak bisa mereka lihat karena sadar bahwasanya kemampuan manusia itu terbatas sehingga tidak hanya menggunakan otak mereka untuk berpikir, namun menggunakan hati untuk menimbang.
Adanya iman yang kokoh pada diri seorang muslim dan muslimah mampu membuat mereka percaya dan yakin terhadap pahala dan dosa, surga dan neraka, dan walaupan tak nampak oleh kedua bola mata mereka. Sebagaimana orang-orang yang percaya dan yakin terhadap sesuatu yang sejatinya memang mereka lihat.
Allah subhanahu Wa Ta’ala sering kali menyampaikan sebuah perumpaan di dalam Al Quran sebagai bentuk kemudahan kepada hamba-hambaNya untuk memahami konteks yang tercantum dari apa yang disampaikan.
Salah satu contohnya, yang Allah sampaikan dalam surat Al-Ankabut surat ke 29 ayat 41 artinya : perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti seekor laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui.
Menyampaikan dalam bentuk perumpaan memberikan gambaran jelas terhadap sesuatu yang abstrak sehingga lebih mudah untuk memahaminya. Sebagaimana di ayat tersebut orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah diibaratkan seperti seekor laba-laba yang membuat rumah.
Dalam artian manusia bisa melihat secara langsung dengan kedua bola matanya bagaimana seekor laba-laba membuat rumah, baik itu melihatnya di alam bebas ataupun di rumah mereka sendiri. Rumah laba-laba yang dibuat dapat dengan mudahnya hancur berantakan hanya dengan sedikit sapuan tenaga, yang mana kejadian tersebut sudah secara jelas dapat terlihat oleh manusia.
Maka, Allah menyamakan betapa lemahnya orang-orang yang berlindung kepada selain Allah dengan perumpamaan rumah laba-laba. Tidak ada keamanan, kenyamanan dan ketenangan bagi mereka. Karena telah memilih sesuatu yang sangat amat lemah untuk dijadikan tempat berlindung.
Hal yang sangat menariknya adalah mengambil perlindungan atau berlindung kepada Allah memang suatu hal yang abstrak yang tak dapat dilihat secara langsung oleh manusia dengan segala keterbatasan mereka, sehingga dengan rahmat dan kasih sayang Allah, disampaikan penjelasan dalam bentuk perumpamaan agar manusia lebih mudah untuk mengerti dan memahami.
Begitulah sekiranya pahala dan dosa jika nampak di kedua mata manusia, orang-orang akan berbondong-bondong, beramai-ramai untuk melakukan amal ibadah mendekatkan diri kepada Allah untuk mendapatkan apa-apa yang mereka lihat.
Selayaknya orang-orang bekerja keras, banting tulang, kurang tidur dan istirahat hanya untuk mengumpulkan dunia, mengumpulkan harta benda, yang bisa mereka lihat dan nikmati. Padahal itu semua hanya sementara dan tidak bisa dibawa ke alam akhirat kecuali mereka mengkonversikannya dalam bentuk pahala dan dosa yang bisa dijauhi, mengumpulkan pahala dengan beribadah, bersedekah dan lain sebagainya.
Hanya orang-orang terpilih dan Allah kehendaki yang mampu melewati ujian selama hidup di dunia, oleh karena itu mari kita bersama-sama berdoa agar senantiasa diberikan nikmat hidayah untuk mengunmpulkan pahala dan dosa yang dijauhi dengan terus beribadah dan beramal sholeh dalam rangka menggapai ridhaNya Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Baca Juga : Ternyata Ada Marah yang Dibolehkan oleh Islam Loh! Apa saja? Ini dia Ulasannya!