BERITAISLAM.COM. Kisah penetapan tahun hijriyah sudah terjadi sejak 1445 H yang lalu, saat ini kita berada di penghujung bulan Dzulhijah tahun 1445 H. Bulan Dzulhijjah merupakan bulan ke 12 dari kalender hijriyah. Beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru hijriyah yang diawali dengan bulan Muharram. Dalam meyambut tahun baru hijriyah, hal ini adalah moment yang sangat pas untuk mempelajari kembali sejarah penetapan tahun hijriyah.
Kalender hijriyah merupakan penanggalan Islami yang menjadi acuan dalam hukum Islam. Seperti haji, puasa, haul zakat, ‘idah thalaq dan lain sebagainya, dengan menjadikan tanda-tanda pergantian bulan sebagai acuan awal tahun hijriyah. Sebagaimana firman Allah yang artinya “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji” (QS. Al-Baqarah: 189).
Masa Sebelum Terjadinya Penetapan Tahun Hijriyah
Sebelum terjadinya penetapan tahun hijriyah, masyarakat Arab dahulu menjadikan peristiwa besar sebagai tanda pergantian tahun. Seperti halnya tahun renovasi Ka’bah karena pada tahun tersebut, Ka’bah direnovasi ulang akibat banjir. kemudian tahun fijar, karena saat itu terjadi perang fijar, dan tahun fiil (gajah), karena saat itu terjadi penyerangan Ka’bah oleh pasukan bergajah. Maka dari itu umat Muslim mengenal tahun kelahiran Rasulullah Saw dengan istilah tahun fiil atau tahun gajah.
Sistem penetapan tahun seperti ini berlanjut sampai ke masa Rasulullah Saw dan khalifah Abu Bakr Ash-Shiddiq ra. Hal ini berawal dari surat kabar tak bertanggal, yang diterima Abu Musa Al-Asy-‘Ari ra sebagai pemimpin kota Basrah kala itu, dari khalifah Umar bin Khatab. Abu Musa mengeluhkan surat kabar tersebut kepada Sang Khalifah melalui sepucuk surat yang berisikan “Telah sampai kepada kami surat-surat dari Anda, tanpa tanggal.”
Dalam kisah lain diceritakan surat kabar yang berisikan “Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”
Dari kejadian inilah kemudian khalifah Umar bin Khatab mengajak para sahabat untuk bermusyawarah; menentukan kalender yang nantinya menjadi acuan tanda penanggalan bagi kaum Muslim.
Dimulainya Penetapan Tahun Hijriyah
Penetapan tahun hijriyal dimulai pada masa khalifah Umar bin Khatab ra yang mengadakan musyawarah bersama dengan para sahabat, pada musyawarah tersebut muncul beberapa usulan mengenai acuan penetapan tahun hijriyah. Ada yang mengusulkan penanggalan dimulai dari tahun diutusnya Rasulullah Saw, sebagian lagi mengusulkan agar dibuat sesuai dengan kalender Romawi, yang mana mereka memulai hitungan penanggalan dari masa raja Iskandar yang dikenal dengan Alexander.
Adapula usulan yang disampaikan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib ra yaitu dimulai dari tahun hijrahnya Rasulullah Saw ke kota Madinah. Usulan dari sahabat Ali bin Abi Thalib ra membuat hati Umar bin Khatab ternyata condong kepada usulan tersebut. Para sahabatpun sepakat untuk menjadikan peristiwa hijrah sebagai dimulainya penetapan tahun hijriyah. Kisah ini terdapat dalam surat At-Taubah ayat 108 yang artinya “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya”.
Para sahabat memahami makna “sejak hari pertama” dalam ayat tersebut adalah hari pertama kedatangan hijrahnya Rasulullah Saw. Sehingga moment tersebut dijadikan acuan awal penetapan tahun hijriyah. Dari keputusan para sahabat, kita bisa memahami, maksud “sejak hari pertama” adalah hari pertama dimulainya penanggalan umat Islam.
Dari musyarah tersebut, ditentukanlah sistem penanggalan untuk kaum muslimin, yang berlaku hingga hari ini. Dengan menjadikan peristiwa hijrah sebagai acuan tahun dan bulan muharam sebagai awal bulan. Oleh karena itu kalender ini populer dengan istilah kalender hijriyah. Jadi, penetapan tahun hijriyah yaitu pada tanggal 1 Muharram tahun 1 Hijriyah saat Rasulullah Saw hijrah ke Madinah.
Hikmah Kisah Penetapan Tahun Hijriyah
- Mengenang peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw, penanggalan kalender Hijriyah membawa hikmah untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Hijrah-nya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah. Peristiwa ini merupakan tonggak bersejarah yang mengubah sejarah Islam dan membentuk masyarakat Muslim pertama di kota Madinah.
- Sebagai simbol persatuan umat Muslim seluruh dunia, walaupun umat Muslim tersebar di berbagai belahan bumi dengan beragam budaya dan bahasa, mereka semua menggunakan kalender Hijriah.
- Dapat membantu umat Muslim saat mengatur waktu beribadah dan hari besar keagamaan, seperti salat lima waktu, bulan Ramadan, hari raya, dan hari-hari lainnya.
- Mengingat awal tahun baru hijriyah dengan bertambahnya usia. Oleh sebab itu, perayaan tahun baru Hijriyah merupakan kesempatan emas untuk meningkatkan amal perbuatan dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Selalu mengingat bahwa waktu akan terus berjalan pada kematian dan habisnya jatah untuk hidup di dunia.
- Wujud Kecintaan pada Rasulullah Saw dengan mengenang peristiwa sejarah hijrahnya Rasulullah saw dari kota Makkah ke kota Madinah, hal ini dapat meningkatkan keimanan sebagai umat Rasulullah Saw untuk selalu meningkatkan kecintaan kita kepada Rasulullah Saw dengan istiqomah menunaikan ibadah sunnah.
Baca juga Ketahui 5 Keutamaan Bulan Muharram
Itulah kisah penetapan tahun hijriyah hingga saat ini sudah di penghujung tahun 1445 H. Yuk kita sambut tahun baru hijriyah yang akan datang dengan meningkatkan catatan amal kebaikan sebanyak-banyaknya.
Dengan dibuatnya artikel ini pembaca dapat menambah wawasan kisah penetapan tahun hijriyah. dalam menyambut tahun baru hijriyah, kita bisa melakukan kebaikan dengan bersedekah, wakaf Al-Qur’an, santunan anak yatim, maupun menunaikan zakat maal di Yayasan Alfatihah, semoga bermanfaat, Barakallahufikum.