Shafiyyah binti Abdul Muthalib adalah seorang mujahidah yang memiliki keberanian di atas rata-rata, keberaniannya dalam kancah peperangan mampu membuat kaum Yahudi bani Quraizah bergidik. Kecerdasan yang ia miliki bahkan menjadi pemicu kaum Yahudi lari terbirit-birit dalam perang Khandaq. Keberanian Shafiyyah binti Abdul Muthalib membuat namanya kian harum dari masa ke masa.
Profil Shafiyyah binti Abdul Muthalib
Melansir dari laman Kisahmuslim.com, Shafiyyah merupakan putri dari pasangan Abdul Muthalib dan Halah binti Wahab. Ayahnya merupakan tokoh terkemuka di kalangan Quraisy. Sehingga keluarga Shafiyyah termasuk salah satu keluarga terpandang di kota Makkah..
Shafiyyah adalah bibi Rasulullah Saw yang nantinya menikah dengan Harits bin Harb (Saudara Abu Sufyan). Setelah suami pertamanya wafat, Shafiyyah menikah untuk ke-2 kalinya dengan Awwam bin Khuwailid (Saudara lelaki Khadijah R.A). Dari pernikahan ke-2, lahirlah sosok sahabat yang memiliki keberanian di atas rata-rata bernama Zubair bin Awwam.
Kisah Keberanian Shafiyyah binti Abdul Muthalib dalam Perang Uhud
Berdasarkan informasi yang ada pada laman kisahmuslim.com, Shafiyyah binti Abdul Muthalib telah menginjak usia 56 tahun ketika perang uhud terjadi. Meski demikian Shafiyyah tetap berjihad dengan segenap jiwa dan raga. Shafiyyah mendedikasikan dirinya untuk membawa air minum, merawat para mujahid, dan menunggang kuda layaknya para kesatria lelaki. Seiring berjalannya waktu, kemenangan mulai terlihat pada pihak kaum muslimin, namun hanya sekejap mata saja, kemenangan tersebut berubah haluan karena tidak taatnya pasukan pemanah terhadap instruksi dari Rasulullah Saw.
Saat kekalahan menimpa kaum muslimin dalam perang uhud, Shafiyyah menyaksikan banyak kaum muslimin yang lari berhamburan meninggalkan Rasulullah Saw. Posisi Rasulullah pun begitu terbuka dan rentan mendapat serangan mematikan dari kaum kafir Quraisy. Tanpa berpikir panjang, Shafiyyah pun maju dengan membawa tombaknya untuk membela Rasulullah Saw seraya berkata “Apa-apaan ini? Patutkah kalian meninggalkan Rasulullah Saw?”
Keberanian Shafiyyah binti Abdul Muthalib pun dilengkapi dengan ketabahan dan keteguhan hati yang mengagumkan. Ia yang akhirnya terjun ke kancah peperangan menyaksikan secara langsung betapa memilukan kondisi jasad syuhada dari kalangan muslimin. Rasulullah Saw yang menyaksikan bibinya mendekati jasad Hamzah bin Abdul Muthalib (yang syahid dalam kondisi memilukan) memerintahkan Zubair bin Awam untuk membawa Shafiyyah menjauh dari lokasi. Beliau khawatir Sang Bibi tidak kuasa melihat kondisi jasad saudara lelakinya yang terbunuh dalam keadaan menyedihkan.
Mendengar perintah Rasulullah Saw pada Zubair bin Awab, Shafiyyah pun menjawab, “Mengapa (Aku tidak boleh melihatnya?), Aku telah mendengar saudaraku dibunuh dengan sadis, dan itu di jalan Allah…,” Demi mendengar jawaban tersebut, Rasulullah Saw pun mengizinkan Shafiyyah untuk melihat jasad Hamzah.
Keberanian Shafiyyah binti Abdul Muthalib dalam Perang Khandaq
Wanita yang dijuluki sebagai muslimah pertama yang membunuh kaum musyrikin kembali menunjukkan keberaniannya saat perang Khandaq terjadi. Wanita tersebut adalah Shafiyyah binti Abdul Muthalib. Keberanian Shafiyyah binti Abdul Muthalib tidak pernah surut meski usianya telah larut, ia senantiasa mengorbanjkan segenap jiwa untuk membela agama Allah Swt.
Melansir dari laman kisahmuslim.com, Rasulullah Saw saat berperang dan meninggalkan para wanita, maka beliau menempatkan wanita pada benteng terkuat di wilayah itu. Dan ketika perang Khandaq terjadi, Shafiyyah dan wanita muslimah lainnya di tempatkan dalam benteng Hasan bin Tsabit yang sangat tinggi dan kuat. Di sanalah bibi Rasulullah dan Wanita muslimah dijaga oleh Hasan bin Tsabit.
Ketika muslimin sibuk di Khandaq, kaum Yahudi Bani Quraizah mengutus 2 orang anggotanya untuk memata-matai wanita muslimah. Apabila para muslimah ditempatkan dalam benteng tanpa satu pun penjaga lelaki, maka Yahudi berencana menjadikan para muslimah sebagai sandera.
Melihat ada orang yang mengendap-endap di sekitar benteng, Shafiyyah pun memerintahkan Hasan bin Tsabit (Satu-satunya lelaki dalam benteng) untuk membunuh si Yahudi. Namun Hasan bin Tsabit merasa takut dan tidak mampu melaksanakan apa yang diperintahkan Shafiyyah. Mendengar jawaban Hasan, Shafiyyah pun segera berpaling dan membawa tiang lalu nekat keluar benteng untuk membunuh Yahudi tersebut. Ia diam-diam memukul kepala Yahudi tersebut hingga meninggal dunia. Melihat temannya meninggal, 1 Orang Yahudi Bani Quraizah pun lari terbirit-birit karena menyadari bahwa Rasulullah Saw pasti meninggalkan penjaga yang sangat kuat dan pemberani untuk melindungi benteng tersebut.
Itu dia kisah keberanian Shafiyyah binti Abdul Muthalib yang sangat tersohor. Ia adalah muslimah yang ahli kuda, ahli panah, dan menguasai beragam jenis keterampilan dalam berperang. Seorang bibi dari manusia paling agung di muka bumi. Semoga Allah Swt menempatkan beliau di surga tertinggi-Nya kelak.
Baca Juga : Bikin Kagum! Inilah 7 Sosok Sahabat yang Bergelimang Harta