BERITAISLAM.COM – Ramadan sebagai momentum perubahan diri sangat bisa diupayakan oleh setiap muslim. Banyak hal yang bisa diubah dan diusahakan berubah selama Ramadan. Bukan hanya untuk perubahan diri sendiri, tetapi juga untuk momentum perubahan umat Islam. Dalam bulan yang penuh keberkahan tersebut berbagai hal baik bisa diusahakan dengan maksimal, terutama ibadah-ibadah mahdah dan ghairu mahdah. Lalu, bagaimana bisa Ramadan sebagai momentum perubahan diri hingga umat? Simak ulasannya berikut ini!
Konsep Puasa dalam Syariat
Shaum atau puasa secara bahasa adalah menahan dari seusatu. Menurut Qadhi Al Baidhawi seperti dikutip Rasyid Ridho, shaum adalah menahan diri dari dorongan nafsu, bukan sekadar menahan lapar saja. Di sisi lain, menurut syara’ shaum adalah menahan diri dari makan, minum dan berhubungan suami-istri dari terbit fajar hingga matahari terbenam.
Dalam Tafsir Al Manar Vo.2 halaman 114-115 yang dikutip dari laman hidayatullah.com puasa memiliki tujuan khusus. Tujuan khusus tersebut untuk mencari keridaan Allah (ihtisaban) dan berfungsi mempersiapkan jiwa untuk meraih ketakwaan dengan menanamkan akhlak muraqabatullah (pengawasan dari Allah) dan mendidik jiwa dalam menahan dorongan syahwat sehingga mampu meninggalkan semua hal yang haram.
Konsep kebangkitan umat dalam Islam pun bukan sekadar bangkit untuk kembali berjihad dan memenangkan pertarungan, tetapi kembali memaknai setiap ibadah yang dilakukan. Ramadan bisa menjadi madrasah untuk kaum muslimin kembali memaknai keimanan dan takwa yang hanya bisa diraih dengan memaknai setiap ibadah yang dijalani.
Ramadan sebagai Momentum Perubahan Diri hingga Umat
Dalam menjalankan puasa Ramadan umat Islam harus meyakini betul tentang konsep peningkatan takwa. Selama Ramadan itulah sebenarnya takwa bisa ditingkatkan dan menjadi wujud dari upaya memaksimalkan setiap ibadah di bulan suci.
Banyak hal yang bisa diupayakan untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum perubahan diri hingga umat. Tahap menjadikan Ramadan sebagai momentum perubahan diri hingga umat, yaitu
- Memfungsikan tujuan puasa dalam kehidupan sehari-hari
Puasa adalah ibadah yang identik dengan menahan diri dari berbagai hal dan dalam ibadah inilah rasa diawasi benar-benar dilatih. Oleh karena itulah, memaksimalkan fungsi muraqabatullah (pengawasan Allah yang melekat) menjadi penting untuk difungsikan dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah yang menjadi dasar berfungsinya keimanan seseorang. Jika kuat imannya, maka ia akan terus menjaga rasa diawasi tersebut untuk semua hal yang dilakukan, meski bukan bulan Ramadan.
- Memaknai puasa bukan hanya sebagai simpanan pahala, tetapi juga sebagai momentum memperbaiki diri
Karakter seseorang yang berpuasa akan terus melekat dalam karakternya di bulan lainnya, apabila ia tahu betul makna dari ibadah ini. Seorang muslim yang memiliki akhlak layaknya orang berpuasa, pasti akan senantiasa menjaga hal-hal yang dilakukannya, karena ia tahu Allah terus mengawasinya.
Konsep berpuasa inilah yang seharusnya menjadikan seorang muslim selalu memiliki karakter layaknya orang berpuasa. Bukan hanya untuk memenuhi ibadah wajib bulan Ramadan saja, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya sadar betul Allah selalu mengawasinya.
Ramadan sebagai momentum perbaikan diri dan umat pun akan terwujud apabila setiap muslim memiliki perasaan selalu diawasi Allah. Dalam surat Al A’raf ayat 201 dijelaskan bahwa “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat (menyadari) kesalahan-kesalahannya.”
Itu dia ulasan mengenai Ramadan sebagai momentum perubahan diri hingga umat yang harus kamu pahami sebelum memasuk bulan Ramadan. Tak ada seorang muslim pun yang tidak pernah tergelincir dalam dosa. Maka, ketika sudah mengetahui dan memahami bahwa setiap orang memiliki kemungkinan untuk melakukan dosa, alangkah lebih baik untuk menyadari dan sadar sepenuhnya tentang apa yang akan dilakukannya.
Memahami dan selalu mengingat bahwa diri sendiri selalu diawasi oleh Allah bisa menjadi bentuk berhasilnya internalisasi nilai dan hikmah puasa Ramadan. Bahwa, tidak akan seseorang pun yang akan luput dari pengawasanNYA dan menjadikan Ramadan sebagai momentum perubahan diri hingga umat bisa dimulai dengan meyakini dan memahami betul makna dari ibadah puasa Ramadan. Bila hal tersebut sudah tercapai, maka perlahan kondisi umat Islam akan membaik, sebab setiap orang benar-benar mengagungkan Allah.
Baca Juga: Apakah Marah Menyebabkan Puasa Batal? Ini Dia Penjelasannya!