BERITAISLAM.COM – Tidak ghibah bisa menjadi bentuk syukur atas nikmat yang dimiliki. Menjaga mulut dan perkataan dari membicarakan orang lain menjadi hal yang bisa menunjukkan bahwa kamu bersyukur dengan nikmat yang ada pada dirimu sendiri. Lalu, bagaimana sebenarnya konsep tidak ghibah bisa menjadi bentuk syukur yang dimiliki? Simak ulasannya berikut ini!
Tidak Ghibah Bisa Menjadi Bentuk Syukur
Tidak ghibah bisa menjadi bentuk syukur atas nikmat hidup yang dimiliki dan dirasakan hingga saat ini. Menjaga mulut dan perkataan dari membicarakan orang lain adalah hal yang menunjukkan keseriusanmu untuk mensyukuri nikmat yang ada pada diri sendiri dan tidak terlalu memusingkan apa yang sudah dilalui atau dimiliki orang lain dengan ghibah.
Menggunakan mulut dan lidah untuk hal yang tidak baik adalah bentuk ingkar pada nikmat Allah dan hal ini termasuk dalam hal yang tercela. Salah satu sikap tercela ini bisa membuatmu menormalisasi dosa kecil yang bisa berujung pada dosa yang lebih besar lagi.
Hal inilah yang kemudian menjadikan perintah untuk menjaga lisan bagi setiap muslim dari muslim lainnya menjadi penting dan harus menjadi perhatian setiap muslim. Menjaga lisan dari membicarakan orang lain juga menjadi bentuk persaudaraan yang ditunjukkan dengan menjaga lisan dari membicarakan orang lain.
Dalam sebuah hadis pun dijelaskan bahwa hendaknya seorang muslim menjaga lisannya dari membicarakan aib orang lain. “Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seseorang, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-hambaNYA selama ia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim No. 2699, Timidzi No. 2945, Ibnu Majah No. 225, Abu Daud No. 1455, dan Ahmad No. 7427)
Mensyukuri Nikmat Dalam Hidup
Mensyukuri nikmat dalam hidup menjadi landasan kuat yang menjadikan seseorang termasuk kamu menghindari ghibah. Bukan hanya mensyukuri apa yang masih dimiliki saat ini, tetapi juga menyadari betul bahwa ada mulut dan suara yang masih bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih baik.
Tidak ghibah selain menghindarkan diri dari perbuatan dosa yang bisa memicu dosa yang lebih besar, juga menjadi bukti bahwa kamu menghormati segala hal yang telah dicapai atau dijalani orang lain. Tidak ghibah juga menjadi bukti nyata bahwa kamu sepenuhnya percaya dengan Allah dan takdir yang diberikan pada dirimu hingga saat ini.
Menjalani hari-hari dengan penuh semangat dan rasa optimis adalah hal terbaik yang bisa kamu lakukan, daripada membicarakan orang lain dan hal-hal yang ada pada dirinya (ghibah). Semoga kamu bisa terus berusaha bersyukur dengan nikmat yang saat ini dimiliki dan tidak melakukan ghibah.
Itu dia ulasan tentang tidak ghibah bisa menjadi bentuk syukur atas nikmat yang dimiliki. Semoga kamu menjadi salah satu orang yang tidak ghibah itu ya. Wallahu’alam. Barakallahufikum.
Baca Juga: Ini Dia Waktu untuk Menceritakan Nikmat, Kamu Pasti Baru Tahu Kan!