BERITAISLAM.COM – Abu Rayhan Al Biruni adalah ilmuwan Islam yang telah melahirkan banyak konsep keilmuan yang digunakan hingga saat ini. Ilmuwan-ilmuwan muslim pada zaman dahulu ternyata sangat banyak yang memberi pengaruh bagi keilmuan sains modern saat ini, tak terkecuali Al Biruni. Lalu, siapakah Abu Rayhan Al Biruni dan bagaimana kisah temuan keilmuan filsafat sains? Ini dia ulasan tentang Al Biruni!
Biografi Singkat Abu Rayhan Al Biruni
Abu Al Rayhan bin Ahmad Al Biruni atau Abu Rayhan Al Biruni lahir di Birun (Kyat. Kath, Khiva) Uzbekistan tahun 973 M. Sejumlah informasi lain menyebutkan perbedaan tempat kelahiran Al Biruni. Al Biruni wafat di Ghanza, Afghanistan tahun 1048 M. Al Biruni hidup sezaman dengan filsuf dan saintis muslim seperti Ibnu Al Haytam, Ibnu Sina, Ibrahim Al Zarqali, dan para sarjana muslim.
Al Biruni adalah seorang polimatik atau orang-orang istimewa yang menguasai beberapa bidang keilmuan. Ia banyak menulis tentang bidang Fisika, Astronomi, Astrologi, Filsafat, Matematika, dan bidang lainnya yang total keseluruhannya 146 karya atau lebih. Dalam bidang astronomi, matematika dan geografi sumbangan Al Biruni pada keilmuan tersebut adalah pemisahan ilmu trigonometri dari astronomi dan menyederhanakan serta menjadikannya sebagai cabang ilmu. Sumbangannya yang lain adalah penentuan arah kiblat, penetuan ukuran bumi dengan cara pengamatan penurunan horizondari puncak gunung Nandana, komentar terhadap astronom Ptolemeus dan Khorezmi dan sebagainya. Melansir dari insists.id kemampuan bahasa Al Biruni juga luar biasa, dia adalah seorang poliglot dengan penguasaan beberapa bahasa mulai dari bahasa Sansekerta, Parsi, Arab, Yunani, Suryani, dan lainnya.
Karya dan Sumbangan Keilmuan dari Al Biruni
Abu Rayhan Al Biruni memiliki pandangan bahwa sains adalah kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan saintifik yang berkaitan dengan perintah agama dan hal tersebut tidak boleh melanggar aturan agama, serta harus menjadi kontribusi bagi pertanyaan permasalah masyarakat. Di sisi lain, Al Biruni juga memiliki tujuan bahwa sains dilakukan untuk memperoleh rida Allah dan mengambil ibrah atau pelajaran, seperti yang dijelaskan dalam sebuah bukunya yang berjudul “The Exhaustive Treatise On Shadows” bahwa “…dan untuk diriku aku berusaha untuk mendekati keridaanNYA dan untuk sennatiasa memelihara karuniaNYA…”
Abu Rayhan Al Biruni menempatkan agama sebagai hal yang paling sentral sebagai cara pandang dalam pengembangan sains. Sains juga merupakan produk yang digunakan untuk membantu permasalahan keagamaan, seperti ibadah maupun konsep pelaksanaan ibadah. Al Biruni juga mendorong para matematikawan untuk membersihkan niat, menekankan kejujuran dan keadilan dalam kegiatan keilmuan, dan aktif menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta tidak mengejar kekayaan dari keilmuan yang dimiliki.
Banyak pandangan Abu Rayhan Al Biruni yang menjadikannya berani bersuara untuk memberikan kritik pada doktrin agama, pandangan filsafat dan sains yang bertentangan dengan agama dan mazhab yang diyakininya. Al Biruni dalam pengamatan fenomena alam telah melakukan penggabungan eksperimen dan matematika seperti dalam penentuan radius bumi dengan menggunakan astrolab untuk mengukur sudut gunung dan horizon menggunakan trigonometri. Al Biruni juga menentang kesimpulan-kesimpulan yang tidak saintifik, seperti mengkritik ahli astrologi yang mengaitkan benda langit dengan kehidupan manusia tanpa alasan ilmiah, serta membuat usaha untuk memulai memisahkan astrologi dan astronomi.
Itu dia kisah Abu Rayhan Al Biruni yang perlu kamu tahu. Ada banyak kisah orang-orang salih pada zaman dahulu yang perlu kamu tahu tentang kisha hidupnya yang luar biasa. Dari kisah-kisah mereka, semoga banyak hikmah yang bisa diambil, terutama dalam mencari inspirasi dari kalangan orang-orang slaih pada zaman dahulu. Kekayaan ilmu pengetahuan dari tradisi pemikiran Islam telah banyak menginspirasi peradaban Barat, sayangnya generasi muslimnya sendiri saat ini kurang banyak yang mengenalnya. Malah berlomba-lomba meningkatkan pengetahuan tentang tokoh-tokoh Barat.
Jangan sampai sejarah kebudayaan pemikiran Islam tergerus, karena tak banyak generasi muslim yang mengenal Abu Rayhan Al Biruni, seorang pemikir dari kalangan muslim yang memberi banyak kontribusi pada perkembangan filsafat sains Islam. Barakallahu fikum.
Baca Juga: Kisah Hidup Sa’ad Bin Abi Waqqash: “Singa yang Menyembunyikan Kukunya”