BERITAISLAM.COM – Islam sangat menekankan aspek kerukunan dan kedamaian serta melarang untuk saling mencari kesalahan orang lain. Untuk itu banyak tuntutan demi mendorong mewujudkan umat muslim yang ideal.
Hukum Mencari Kesalahan Orang Lain!
Islam mendorong umat muslim untuk menguatkan ukhuwah islamiyah bukan saling mencela dan menjatuhkan satu sama lain. Diantaranya adalah dengan saling memberi, menyebarkan salam, tolong menolong, dan menghiburnya dari kesedihan.
Islam tak hanya mendorong persaudaraan umat muslim dengan perbuatan mulia, namun juga memberi rambu dari berbagai perbuatan tercela agar ikatannya tidak melemah. Banyak faktor yang memecahkan tali persaudaraan, salah satunya mencari kesalahan orang lain.
Terkadang seseorang merasa keberatan ketika orang lain mendapat kenikmatan hidupnya. Yang dengan ini menimbulkan penyakit hati, salah satunya berprasangka buruk hingga gemar mencari kesalahan orang lain.
Padahal islam membangun masyarakatnya atas dasar kesuciannya lahir dan batin. Setiap manusia memiliki kehormatan yang tidak boleh dirusak dengan mencari kesalahannya, bahkan seandainya mereka melakukan dosa hendaknya tidak secara terang-terangan.
Rasulullah menganggap orang-orang yang mencari kesalahan orang lain bagai orang munafik yang menyatakan keimanannya hanya dengan lisan tanpa keterlibatan hatinya. Kelak mereka akan dibebani dosa yang berat di akhirat.
Saking dilarangnya tindakan mencari kesalahan ini, Rasulullah mengharamkan mendengar pembicaraan orang lain tanpa izin dan kerelaannya. Karena memang tak ada sedikitpun kebermanfaatan dari mencari kesalahan orang lain.
Keutamaan dalam diri seorang muslim adalah memiliki kemampuan untuk memeriksa kondisi rohani melalui kelemahan diri yang tampak pada diri batinnya. Dengan inilah betapa pentingnya untuk rutin muhasabah.
Mencari kesalahan orang lain sering diistilahkan dengan kata tajassus. Istilah ini sama dengan mengungkit aib orang lain, baik menyelidiki secara langsung ataupun mencari informasi dari lingkungan sekitarnya.
Orang yang sibuk mencari kesalahan orang lain hidupnya tidak akan tenang, badannya letih, dan sulit baginya meninggalkan kejelekan tersebut. Seseorang yang mencari kesalahan orang lain tak kalah hina dengan kejelekan yang dilontarkan kepada orang tersebut.
Ada dua jenis hukum tajassus. Tajassus yang dilarang oleh syariat yaitu memata-matai atau mencari aib dan rahasia manusia. Hal ini didasari dengan faktor rasa ingin tahu yang tinggi tanpa tujuan yang diperbolehkan.
Pada dasarnya muslim itu terlahir suci, terpelihara, serta selamat dari segala sesuatu yang memalukan. Inilah yang ditolak umat muslim sebab dapat menimbulkan kedengkian dan dan kebencian antar individu.
Adapun tajassus yang diperbolehkan yaitu yang bertujuan untuk kemaslahatan negara islam terhadap interaksinya dengan musuh-musuh. Jenis ini diperbolehkan karena termasuk sarana untuk mengingkari kemungkaran.
Dampak Buruk Mencari Kesalahan Orang Lain!
Mencari kesalahan orang lain menjadi gambaran betapa lemahnya keimanan seseorang. Tindakan ini termasuk tindakan tercela yang dilarang dalam ajaran agama islam.
Dilihat dari segi akhlak, mencari kesalahan orang lain menunjukkan kerendahan dan kotornya jiwa. Sibuknya jiwa terhadap perkara rendah yang tidak bermanfaat dibanding dengan perkara mulia yang lebih tinggi.
Mencari kesalahan orang lain merupakan tindakan yang merusak ukhuwah. Menjadi jalan putusnya hubungan sosial dengan menebar benih kebencian dan perpecahan sesama muslim.
Tajassus menjadi indikasi timbulnya penyakit hati yang dapat mendorong seseorang untuk membalas dendam. Bahkan tindakan ini mengantarkan seseorang pada kehidupan buruk yang penuh dengan kekhawatiran.
Cukuplah menjadi urusannya dan Allah terhadap dosa yang pernah dilakukan. Hendaknya orang lain tidak ikut mencampuri dengan terus mencari kesalahan orang lain bahkan hingga menyebarkannya.
Mengatasi tindak laku buruk ini, diperlukan introspeksi dan waktu berpikir yang panjang dengan fokus utama pada solusi. Mencoba untuk memberi empati dengan memahami sudut pandang orang tersebut.
Hadapi segala sesuatu dengan sabar, beri dukungan dan ruang untuk orang tersebut menyadari kesalahannya. Tak ada orang yang sempurna di dunia, semua memiliki kesalahan dan memiliki hak yang sama dalam bertaubat.
Mungkin sulit jika sudah menjadi kebiasaan, namun coba alihkan dengan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Bisa dengan menulis, melukis, atau alokasikan dengan hobi lain yang sekiranya tidak mengungkit kesalahan orang lain.
Demikian dampak buruk mencari kesalahan orang lain serta cara mengatasi untuk tidak tenggelam dalam tindak laku buruk itu. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan baru!