BERITAISLAM.COM – Ada sejumlah apa saja cara mengingat kematian menurut Imam Al Ghazali sebagai bekal menjalankan hidup di dunia. Kematian memang keniscayaan yang akan dihadapi setiap orang dan mengingat kematian adalah kunci dari fokusnya hidup untuk memaksimalkan amal. Dalam menghadapi dan menyiapkan kematian, ada sejumlah car amnegingat kematian menurut Imam Al Ghazali yang harus kamu ketahui. Lalu, apa saja cara mengingat kematian menurut Imam Al Ghazali? Ini dia jawabannya!
Orang yang Tenggelam dalam Urusan Dunia
Cara mengingat kematian menurut Imam Al Ghazali akan diawali dengan kondisi manusia yang tenggelam dalam urusan dunia. Beberepa kondisi manusia di dunia akan menjadi bekal untuk dirinya sendiri menjalankan aktivitas dengan penuh keimanan atau hanya diisi hawa nafsu semata.
Pembagian manusia dalam cara mengingat kematian menurut Imam Al Ghazali terbagi menjadi tiga macam dan yang pertama adalah orang yang tenggelam dalam urusan dunia. Orang-orang yang tenggelam dalam urusan dunia seringkali tidak ingat dengan kematian. Mereka hanya mengingat kematian pada momen-momen tertentu saja.
Orang-orang semacam ini kadang harus mengalami suatu kejadian yang merugikan dirinya dan apa yang sudah dikumpulkannya selama di dunia. Lewat kejadian itulah mereka baru bisa mulai memunculkan perasaan bahwa dunia ini sangat fana dan hanya Allah serta agamaNYA-lah yang bisa menolongnya.
Orang yang Ahli Taubat
Cara mengingat kematian menurut Imam Al Ghazali bagi orang yang ahli taubat adalah menumbuhkan ingatan kematian hingga perasaan takut pada Allah muncul di hatinya. Bagi orang yang ahli taubat, kadang perasaan takut dan cemas muncul saat mengingat kematian. Bukan karena belum bisa menerima kenyataan dan kepastian soal kematian, tetapi amal dan bekal yang merasa rasa belum cukup untuk dibawa.
Rasa ketidaksukaan terhadap kematian semacam ini merupakan sesuatu yang dapat dimaafkan, karena penjelasan ini ada dalam hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang tidak suka bertemu Allah, maka Allah pun tidak suka bertemu dengannya.” (H.R. Bukhari)
Kondisi ini seperti dengan sebuah keadaan yang dialami oleh dua orang yang saling mencintai dan bersepakat untuk bertemu. Namun, salah satunya terlambat karena sibuk mempersiapkan hal-hal yang layak untuk menemui kekasihnya. Ciri-ciri orang semacam ini biasanya akan selalu menyiapkan diri untuk menghadap Allah dan tidak menyibukkan diri dengan selainnya.
Orang yang Arif
Sedangkan orang yang arif akan selalu mengingat kematian, karena kematian bagi mereka adalah hari yang mereka persiapkan untuk bertemu dengan kekasihnya. Hal ini menjadikan seorang muslim yang menginginkan pertemuan dengan kekasihnya, Allah akan mempersiapkan diri dengan baik.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang diriwayatkan dari Hudzaifah menjelang ajalnya bahwa “Seorang yang jatuh cinta datang dengan membawa ketidakberdayaan. Aku tidak akan selamat dari penyesalan. Ya Allah, apabila Engkau tahu bahwa kefakiran lebih aku cintai dari kekayaan, kondisi sakit lebih aku cintai dari sehat, kematian lebih aku cintai dari kehidupan, maka mudahkanlah kematianku sehingga aku bisa bertemu dengan-Mu.” (Ihya’ Ulumuddin, 4/477)
Pernyataan tersebut menjadi penjelasan tambahan mengenai kisah hidup ahli taubat yang akan diampuni dari ketidaksukaannya terhadap kematian dan orang arif akan diampuni dari kecintaannya terhadap kematian. Menurut Imam Al Ghazali ada tingkatan yang lebih tinggi lagi daripada hal yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu seorang yang menyerahkan semua urusannya kepada Allah, sebab ia tidak memiliki untuk hidup atau mati.
Dari ketiga jenis orang yang telah dijelaskan sebagai gambaran tentang cara mengingat kematian menurut Imam Al Ghazali sesuai dengan kebiasaan di dunia, beberapa jenis orang itu akan mengingat kematian sesuai kebiasaannya. Namun, kamu bisa menjadi lebih baik dari beberapa jenis manusia yang telah dijelaskan tersebut dengan menjalankan beberapa hal berikut ini. Hal yang bisa kamu lakukan sebagai upaya tambaha untuk mengingat kematian adalah dengan mengosongkan hati dan pikiran dari hal-hal yang tidak berhubungan dengan kematian dan melihat serta membayangkan bagaimana orang-orang yang telah meninggal sebelumnya.
Latihan itu akan membuat pikiran dan jiwa menjadi memiliki tujuan yang lebih jelas serta terukur untuk melakukan banyak hal, terutama meluruskan niat dalam melakukan berbagai hal untuk meraih rida Allah. Kedua latihan tersebut juga akan menjadi implementasi dari cara mengingat kematian menurut Imam Al Ghazali dan penentu apakah fokus hidupmu berhasil diubah atau hanya akan menjadi latihan sementara yang tidak memberikan bekas ingatan untuk memikirkan hidup setelah di dunia ini. Sebab tak ada yang benar-benar kita cari di dunia ini, selain rida Allah untuk menjalani akhirat. Semoga ulasan cara mengingat kematian menurut Imam Al Ghazali ini bermanfaat. Barakallahufikum.
Baca Juga: Bagaimana Ketentuan Pakaian Muslimah yang Sudah Menopause? Simak Penjelasan Beriku Ini!