BERITAISLAM.COM – Sebagaimana yang kita tahu bahwa pendidikan merupakan pilar utama kualitas bangsa. Setiap generasi memiliki peran untuk andil dalam pendidikan islam, tidak terkecuali perempuan.
Fatimah binti Aqra’ menjadi teladan muslimah berpendidikan yang juga ahli di bidangnya. Ia hidup pada masa Abbasiyah yang juga turut berkontribusi melalui keahliannya dalam bahasa dan sastra.
Peran Fatimah binti Aqra’
Fatimah binti al-Hasan bin Ali al-Baghdadi al-’Attar, atau yang dikenal dengan bintu Aqra’. Ia seorang penulis dan kaligrafer ulung pada abad kelima atau sekitar 11 Masehi. Banyak yang mengagumi kualitas kaligrafinya karena keindahan tulisannya.
Fatimah binti Aqra’ mengikuti gaya penulisan Ibnu al Bawwab, seorang kaligrafer Arab yang selalu berinovasi dengan gaya dan teknik penulisan kaligrafinya. Keindahan tulisan Fatimah binti Aqra’ tidak hanya memiliki nilai estetis tetapi juga status resmi dan nilai prestisius.
Keahlian ini yang membawanya pada peran sebagai sekretaris istana. Diantara salah satu tugas pentingnya adalah menulis surat perjanjian damai kepada penguasa romawi dari kekhalifahan Abbasiyah.
Pada masa itu Dinasti Abbasiyah berada dalam kondisi situasi politik yang kompleks. Yang mana berada dibawah pengaruh Dinasti Buwaihi yang mengendalikan urusan pemerintahan meski khalifah tetap menjadi simbol kekuasaan islam.
Di samping keahliannya dalam bidang sastra dan kaligrafi, Fatimah binti Aqra’ juga meriwayatkan hadis. Fatimah binti Aqra’ representasi sosok muslimah berpendidikan dan ahli di bidangnya.
Fatimah binti Aqra’ pernah bekerja pada Muhammad ibn Mansur al-Khundari, penasehat Tughril Beg yang menjadi penguasa Dinasti Seljuk. Keindahan tulisan tangan Fatimah sangat dihargai.
Ia sendiri yang mengantarkan surat tersebut melalui wilayah pegunungan. Berkat perjuangan dan kegigihannya, ia mendapatkan upah seribu dinar sebab menuliskan surat tersebut.
Fatimah menjadi cerminan sosok perempuan yang mampu berkontribusi dalam ruang publik demi mendedikasikan dirinya dalam mengabdi pada umat. Keahliannya dalam menulis dan bersastra membawanya pada kedudukan yang tinggi di istana.
Kepadatan aktivitasnya di istana sama sekali tidak menghalangi Fatimah binti Aqra’ dalam mempelajari ilmu agama dan meriwayatkan hadis. Bahkan ia menjadi sumber riwayat bagi perawi lainnya.
Sebagai sosok muslimah berpendidikan, Fatimah binti Aqra meninggalkan jejak yang nyata dalam sejarah sastra Arab dan islam. Ia wafat pada hari Rabu, 21 Muharram 480 H dan dimakamkan di Bab Abraz, Baghdad, Irak.
Pada zaman itu kaligrafer memiliki peran yang amat penting. Ditambah karena belum ada mesin cetak, sehingga satu-satunya cara memperbanyak buku adalah dengan disalin.
Peran Perempuan Dalam Pendidikan Islam
Sejak zaman Rasulullah perempuan memiliki peran penting dalam pendidikan islam. Perempuan dianggap sebagai pendidik umat yang menentukan kualitas sebuah generasi.
Tidak ada diskriminasi antara pendidikan laki-laki dan perempuan. Keduanya sama-sama memiliki kewajiban dalam menuntut ilmu. Hal ini dianggap sebagai investasi masa depan yang lebih baik dibanding materi atau harta benda.
Fatimah bin Aqra menjadi teladan bahwa perempuan juga memiliki kesempatan yang sama dalam berkontribusi terhadap agama. Pendidikan yang tinggi menghasilkan keahlian yang kelak juga dibutuhkan umat.
Menghadapi tantangan zaman yang semakin sulit, perempuan memiliki peran yang amat penting dalam mendidik generasi masa kini. Perempuan dituntut untuk membekali diri dengan ilmu dan keterampilan sedini mungkin.
Dengan menekuni ilmu dan keterampilan itu menjadikan dirinya lebih bermanfaat bagi generasi mendatang. Saat ini banyak tokoh muslim yang berhasil menjadi pemimpin dalam bidang pendidikan.
Muslimah masa kini juga mulai memainkan peran penting dalam pendidikan di ranah sosial dan politik. Mereka aktif dalam organisasi sosial yang mempromosikan pendidikan dalam pada masyarakat luas.
Rasulullah memberi kebebasan pada perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam urusan masyarakat. Wanita diperbolehkan aktif pada beberapa bidang selama tetap menjaga adab dan syariat.
Islam memberikan ruang yang besar bagi perempuan dalam mengembangkan potensinya, baik dalam pendidikan keluarga maupun peran publik. Dengan menjunjung tinggi nilai islam, muslimah mampu berkontribusi bagi kemajuan peradaban dan pendidikan umat.
Dengan pendidikan akan terbentuk identitas islam yang juga memperkuat hubungan spiritual dalam memahami konsep ibadah yang sesungguhnya. Selain itu juga dapat menumbuhkan kecerdasan intelektual, spiritual, emosional dan sosial.
Demikian teladan Fatimah binti Aqra’ yang yang menjadi teladan muslimah berpendidikan yang juga ahli di bidang kaligrafi. Semoga kisah ini bermanfaat!