BERITAISLAM.COM – Definisi dari ilmu tidak bermanfaat sendiri adalah sebuah pembelajaran yang tidak mempunyai efek apapun bagi diri sendiri maupun orang lain. Saat ini, seseorang berbondong-bondong mengeluarkan banyak harta untuk menuntut ilmu yang banyak dan di tempat luas sampai ujung dunia.
Namun, tak sedikit orang yang pulang dari menuntut ilmu, hanya berdiam diri dan tidak merasakan efek apapun setelah menuntut ilmu. Mereka cenderung kebingungan dan merasakan dirinya masih kosong atau tak bisa apa-apa.
Ilmu tidak bermanfaat biasanya juga dirasakan oleh seorang Muslim, yang mana ilmu tersebut tidak dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia semakin tamak pada dunia hingga melupakan penciptanya, naudzubillah. Hal ini yang menunjukkan bahwa ia tidak memperoleh ilmu yang bermanfaat.
Ilmu yang bermanfaat biasanya seorang muslim akan merasakan dirinya lebih tenang juga berwibawa dalam menghadapi dunia, dan tentunya semakin takut pada Allah SWT. Dia memanfaatkan ilmu yang ada pada dirinya, walaupun kecil dan sedikit, juga baik untuk dirinya maupun orang lain.
“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang menetap dalam hati (manusia), yang menumbuhkan rasa tenang, takut, tunduk, merendahkan, dan mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah.” (Kitab Al-Khusyu’ fis Shalaah, hal. 16)
Ilmu yang bermanfaat tentunya memiliki dampak yang berbeda dengan ilmu tidak bermanfaat. Berikut akibat dari seseorang yang memiliki ilmu tidak bermanfaat, yaitu:
Akibat Ilmu Tidak Bermanfaat
1. Jiwa Tidak Merasa Cukup
Ilmu tidak bermanfaat menanamkan dampak buruk pada jiwa seseorang. Ketika seseorang tidak memiliki ilmu yang menyerap pada dirinya, maka ia akan senantiasa gelisah dan kerap tidak pernah merasakan cukup.
Orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat bagi dirinya maupun kepada orang lain, pastinya akan merasakan cukup dengan apa yang ia punya. Selain itu, ia akan merasakan selalu puas dalam suatu progres kecil sekalipun.
Berbeda dengan orang yang mempunyai ilmu tidak bermanfaat, mereka tidak dapat cukup atau puas berada di jalan syukur dan zuhud. Mereka cenderung mengejar harta dan kedudukan dunia, yang padahal itu hanyalah sementara belaka.
Seperti dalam hadist yang diriwayatkan Bukhari. Dalam hadist tersebut, dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda:
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Artinya: “Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima tobat bagi siapa saja yang ingin bertobat.” (HR. Bukhari no. 6437)
2. Hati Tidak Tenang
Seorang muslim yang mempunyai ilmu tidak bermanfaat, akan merasakan hatinya tidak tenang. Akibatnya, menghadapi segala hal kehidupan akan selalu merasakan cemas atau gelisah yang berlebihan.
Mengapa demikian? Karena seseorang yang tak memiliki ilmu yang bermanfaat, akan terus tertipu dan berangan-angan dengan gemerlapnya dunia. Ia terlena dengan adanya akhirat atau kehidupan setelah di dunia fana ini, hingga akhirnya ia lupa dan tidak pernah beribadah sekalipun kepada penciptanya.
Hati yang tidak tenang, akan menghasilkan keputusan jalan yang terburu-buru dan dengan mudahnya akan mengikuti hawa nafsu. Hal ini dikarenakan hatinya tidak terkoneksi lagi dengan sinyal Allah SWT, ia lalai dan lupa pada Sang Pencipta. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an, yaitu dalam surah Al-Hadid ayat 16. Allah SWT berfirman:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ
Artinya: “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)
3. Doa Sulit Dikabulkan
Dampak terakhir dari ilmu tidak bermanfaat adalah doa sulit dikabulkan. Hal ini berhubungan dengan poin yang sebelumnya, yang mana ketika hati merasa gelisah maka doa-doa pun akan sulit diijabah oleh Allah SWT.
Doa harus dilakukan dengan khusyuk, ikhlas, dan sabar. Melakukan doa sesuai tata cara yang benar, Insya Allah doa akan lebih cepat diijabah atau didengar.
Berbeda dengan doa yang buru-buru dan terkesan tidak khusyuk. Itu sama halnya dengan tidak mempunyai tata krama pada Sang Pencipta. Karena kita berdoa untuk meminta-Nya dengan penuh kasih, dan tentunya bukan untuk memaksa-Nya dengan kasar.
Hal ini seperti yang terdapat dalam hadist yang diriwayatkan Bukhari. Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda:
يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لم يَعْجَلْ، يقول: دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي
Artinya: “Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama tidak terburu-buru, yaitu mengatakan, ‘Aku telah berdoa, namun tidak juga terkabul.’ ” (HR. Bukhari no. 6340)
Hadist Perlindungan dari Ilmu Tidak Bermanfaat
Hadist pertama tentang perlindungan dari ilmu tidak bermanfaat yaitu diriwayatkan oleh Muslim. Dari Zaid bin Arqam ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لا يُسْتَجَابُ لَهَا
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak merasa kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim)
Hadist kedua merupakan yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda:
اللَّهُمَّ انْفَعَني بِمَا عَلَّمْتنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعَني وَزِدْنِي عِلْمًا
Artinya: “Ya Allah, berilah aku manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, ajarkanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah untukku ilmu.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi berkata: Hadits ini Hasan Gharib)
Demikianlah pembahasan mengenai ilmu tidak bermanfaat, dari mulai akibatnya hingga hadist untuk berdoa meminta perlindungan diri dari ilmu tidak bermanfaat. Sebagai seorang muslim, jadikanlah ilmu sebagai kesempatan untuk menjadi manfaat, jangan sampai hanya mendapat mudharat.
Baca Juga: Pelajar Wajib Tahu! Inilah 6 Tanda Keberkahan Ilmu Bagi Penuntutnya