BERITAISLAM.COM–Berbeda dengan sahabat pada umumnya Salman al-farisi ternyata memiliki kegigihan dalam mencari dinul islam-agama islam berikut penjelannya:
1.Biografi Singkat Salman Al-Farisi

Dibesarkan sebagai zoroastrian Salman Al-farisi lahir sekitar tahun 568 di Isfahan Persia dengan nama Rouzbeh Khoshnudan.
Julukannya Salman Al-farisi
Julukan Salman Al-farisi yaitu: salman Al-khair, Kunyahnya dikenal dengan Abu Abdillah bapaknya Abdullah.
Beliau ini saabiqul fursii ilal islam orang Persia pertama kali yang masuk islam. Beliau bersahabat dengan Nabi, hidup bersama Nabi, melihat Nabi, berkhidmah kepada Nabi, dan mati dalam keadaan beriman. Wa hadasa ahnu beliau termasuk prawi hadist.
Salman kecil dibesarkan oleh sang ayah yang sangat taat dengan agama Zoroaster, ia sangat di sayang oleh ayahnya(dipingit).
BACA JUGA: Kapankah Nuzulul Qur’an Terjadi? Simak 4 Point Artikel Berikut ini
2.Masuk islamnya Salman Al-Farisi
Salman Al-Farisi bercerita kepada kita:
Dulu aku adalah seorang persi asfahan, aku dari suku Jai, dan bapakku adalah soorang ketua suku, dan aku adalah orang yang paling ayahku cintai, saking senangnya ayahku kepadaku sampai aku tuh dipingit (“ditempatkan didaerah terpencil”), dan gak boleh ke mana-mana. Dan aku termasuk yang sungguh-sungguh mempelajari agama majusi zoroaster penyembah api sampai aku diberi tugas sebagai penjaga api suci, berkhidmah menjaga api itu agar tidak boleh padam, dan warga kami punya api yang tidak boleh padam, dan aku adalah penjaganya.
Salman juga dikenal sebagai bangsawan Persia punya kedudukan yang tinggi di kalangan masyarakat kala itu, dan tak kalah kerentnya ia memiliki kebun yang luas, dan sudah pasti kaya raya.
BACA JUGA: Kisah Hidup Sa’ad Bin Abi Waqqash: “Singa yang Menyembunyikan Kukunya”
Amanah Ayah Salman Kepada Salman
Suatu hari ayahnya sangat sibuk.
Maka ayah tidak bisa mengurus/menjenguk kebun yang luas itu.
“Berangkatlah menuju kebun itu dan menjaganya” seru ayah Salman kepada Salman.
Salman pun berangkat: “dan ketika aku di tengah perjalanan aku mendengar para pendeta sedang berdo’a”.
Dan ketika aku di tengah perjalanan aku mendengar para pendeta sedang berdo’a.
Kayak himne, suara-suara kebaktian dan aku gak ngerti apa yang mereka lakukan karena aku sejak kecil sudah di pingit(tinggal di daerah terpencil dan dilarang kemana-mana).
Ada agama baru sehingga aku keluar aku penasaran ini apa yang sedang terjadi,? seperti ada keramainyan,? ini suara apa?. Maka aku masuk (kedalam gereja) dan betapa menakjubkan yang mereka lakukan, tata cara berdo’a /sholat mereka ini membuat aku takjub dan aku lebih senang dengan orang-orang ini dari pada agamaku.
Wallahi agama ini lebih baik dari agamaku selama ini, demi Allah aku kerasan (betah dan nyaman) di tempat ini aku gak pulang-pulang di tempat ini sampai matahari terbenam, sampai Salman lupa tugas disuruh ayahnya tadi. Sehingga ayahnya mengustus seeorang mencari Salman
Ya bunayya ainama kunta “dari mana saja kamu” kenapa baru pulang mahrib.
Wahai ayahku aku melewati suatu tempat ternyata ada seseorang yang sedang beribadah dan itu sangat menakjubkan bagiku, selanjutnya Salman diperingatkan olehnya ayahnya.
Duhai anakku tidak ada agama diluaran sana yang lebih baik dari pada agama nenek moyangmu, agama nenek moyangmulah yang terbaik.
Dengan polosnya Salman menjawab:
“Tidak wahai ayah aku tau agama mereka lebih baik dari agama kita”.
Seketika memerah lebam wajah, dan saking khawatir ayahnya. Salman akhirnya di dipasung dan ikat/dibondo di ruang bawah tanah atau tepatnya didalam gudang yang kumuh sudah lama tidak terpakai.
Salman gak putus asa ia kirim surat ke orang-orang yg ada di gereja. jika ada khafilah dagang, maka kasi tau aku, tegas Salman
Singkat cerita akhirnya ada khafilah maka Salman ini menyampaikan jika mereka akan pulang ke negri Syam, maka aku akan ikut rombongn itu.
Maka akhirnya ia tinggalkan ayahnya, keluarganya serta kedudukan beliau sebagai bangsawan persia.
BACA JUGA: Yayasan Alfatihah Bersama Polsek Genuk Bagikan 300 Takjil untuk Masyarakat
Hijrahnya Salman
Ketika sampai ke negeri syam ia sangat gigih, pengen mencari sumber ilmu. Man afdholu ahli hazaddinnn “siapakah manusia paling ahli dalam agama nasrani zaman ini belum ada fatikan”. Al-uskuf fil aknifa “uskup di gereja”.
Setelah mencari dan bertanya, akhirnya Salman bertemu dengan pendeta.
Kata Salman aku sangat senang dengan agamamu, aku ingin mengabdi kepadamu melayanimu aku rela (ngawulo) dalam bahasa Jawanya, tujuannya Salman tetap ilmu, aku ingin belajar ilmu darimu dan ingin beribadah bersamamu. Begitu mulianya tujuan beliau ini memadukan antara tujuan belajar mencari ilmu dan ingin belajar,luar biasanya hikmah yang ia ajarkan kepada kita betapa penting tujuan, dan memilih guru dalam belajar ilmu agama.
Suatu hari salman sedang bebenah di rumah sang pendeta. Namun tebak apa yang ia temukan ternyata ada sebuah gudang yang penuh dengan emas, akhirnya Salmanpun berlari keluar dan memberitahukan kepada Jamaat, dengan seruan:
jangan percaya dengan ini sambil menunjuk pendeta, kemudian salah seorang jamaat mengatakan: ma ilmuka bi zalik (apa buktinya ), sini aku tunjukan kata Salman.
Mereka pun segera menuju pada ruangan yang dimaksud Salman tadi dan betul terdapatlah berangkas tumpukan emas.
Harta dan perhisan diatas merupakan hasil dari sodaqoh jamaatnya yang ia tumpuk salama ini dan tidak di bagikan kepada rakyat dan fakir miskin yang membutuhkan.
Akirnya rakyat dan masyarakat yang tadinya memuliakan pendeta itu, mereka murka dan bahkan enggan mengubur jenazahnya ketika ia hendak meninggal.
Dan sadisnya malah pendeta ini disalib atau di arak keliling kota dan ini merupakan salah satu kebisaan mereka jika ada orang rusak dan tidak amanah maka disalib.
Itulah kisah singkat Salman Al-farisi Semoga terisnpirasi.
BACA JUGA: Anak Malas Mengaji, Ini 4 Tips Anak Cinta Al Quran Dari Ustadzah Nabilah