BERITAISLAM.COM – Dalam kehidupan ini, banyak orang yang merasa hidupnya penuh keberuntungan. Harta melimpah, jabatan tinggi, dan kehidupan yang serba nyaman. Namun, tidak semua nikmat itu merupakan tanda keberkahan dari Allah. Dalam islam, ada konsep yang disebut istidraj, yaitu ketika seseorang diberikan banyak nikmat tetapi justru semakin jauh dari Allah. Fenomena ini sering kali tidak disadari oleh orang yang mengalaminya.
Apa Itu Istidraj?
Secara bahasa, istidraj berasal dari kata “daraja” yang berarti bertahap atau perlahan-lahan. Dalam konteks agama, istilah ini merujuk pada kondisi di mana seseorang diberi kenikmatan oleh Allah meskipun ia terus-menerus melakukan maksiat. Nikmat yang diberikan bukanlah bentuk kasih sayang, tetapi justru ujian yang dapat berujung pada azab yang lebih besar.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 44:
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ
Artinya : “Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.”
Ayat ini menggambarkan bagaimana Allah membiarkan orang-orang yang lalai dalam kesenangan hingga akhirnya mereka mendapat hukuman secara tiba-tiba.
Tanda-Tanda Istidraj
Agar kita bisa waspada, berikut beberapa tanda seseorang mengalami hal ini:
- Maksiat semakin mudah dilakukan
Orang yang mengalami hal ini sering kali merasa nyaman dalam kemaksiatan tanpa merasa bersalah.
- Doa tidak dihiraukan
Allah seakan-akan tidak langsung memberikan hukuman, tetapi juga tidak mengabulkan doa orang tersebut.
- Hati semakin keras
Nasihat kebaikan tidak lagi berpengaruh, bahkan perasaan takut kepada Allah mulai memudar.
- Hidup semakin mewah, tapi jauh dari keberkahan
Harta dan jabatan bertambah, tetapi justru menjauhkan dari ibadah dan kebaikan.
- Lalai dalam ibadah
Semakin sukses seseorang dalam dunia, semakin malas ia menjalankan kewajiban agamanya.
Perbedaan Istidraj dan Ujian
Sering kali, istidraj disalahartikan sebagai ujian. Padahal, ada perbedaan mendasar antara keduanya. Istidraj adalah kondisi di mana seseorang diberikan nikmat oleh Allah, tetapi justru semakin lalai dalam menjalankan agamanya. Sedangkan ujian adalah cobaan yang diberikan kepada orang beriman untuk menguji kesabaran dan keteguhan imannya. Istidraj membuat seseorang semakin menjauh dari Allah, sedangkan ujian justru mendekatkan seseorang kepada-Nya.
Orang yang mengalami hal ini tidak mengalami peningkatan dalam ibadah, sedangkan orang yang mendapatkan ujian biasanya semakin meningkatkan kualitas ibadahnya. Selain itu, istidraj adalah bentuk hukuman yang tertunda, sementara ujian merupakan bentuk kasih sayang Allah agar seseorang bersabar dan memperbaiki diri.
Cara Menghindari Istidraj
Agar terhindar dari hal ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Selalu bersyukur kepada Allah
- Perbanyak istighfar dan taubat
- Jangan merasa aman dari azab Allah
- Tetap istiqomah dalam ibadah
- Gunakan nikmat untuk kebaikan
Itu dia penjelasan terkait istidraj yang wajib diketahui umat islam. Suatu kondisi di mana seseorang diberikan banyak kenikmatan oleh Allah, tetapi justru semakin jauh dari agama. Hal ini merupakan bentuk ujian yang sering kali tidak disadari oleh orang yang mengalaminya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada terhadap tanda-tanda istidraj dan berusaha untuk tetap dekat dengan Allah dalam segala keadaan.
Baca Juga : Apa Itu Lauhul Mahfudz? Mengenal Catatan Takdir yang Sudah Ditentukan Allah